Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia: Tak Ada Tanda-tanda Kekejaman Setelah Penarikan Pasukan dari Bucha

Kompas.com - 05/04/2022, 15:58 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya mengatakan pada Senin (5/4/2022), tidak ada laporan tentang dugaan kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Rusia di Bucha, Ukraina segera setelah penarikan mereka dari kota itu.

"Tidak ada laporan tentang kekejaman yang dilakukan oleh militer Rusia di Bucha, yang terjadi sebelum tentara Ukraina mengambil alih kota itu," kata dia dalam konferensi pers.

Nebenzya menyampaikan, empat hari setelah militer Rusia meninggalkan Kota Bucha, tidak ada satu pun tanda kekejaman.

Baca juga: Wali Kota Bucha Ukraina: Pasukan Rusia Tak Akan Pernah Diampuni di Bumi atau di Surga

"tidak ada satu pun referensi untuk itu di mana pun," tegas dia, sebagaimana dilansir Kantor Berita Rusia, TASS.

Nebenzya menegaskan selama kota Bucha berada di bawah kendali angkatan bersenjata Rusia, tidak ada satu pun penduduk lokal yang menderita akibat tindakan kekerasan.

"Pernyataan yang dibuat oleh pihak berwenang Ukraina menunjukkan bahwa Kyiv memandang genosida sebagai salah satu metode peperangannya," kata Nebenzya.

"Begitu dia (Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky) tiba di Bucha, dia mengisyaratkan bahwa insiden ini membenarkan tanggapan yang tidak beradab, dengan ini, pada dasarnya, dia menegaskan bahwa rezim Kyiv menganggap genosida sebagai metode perang," kata Nebenzya pada konferensi pers yang ditujukan untuk provokasi di Bucha.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyebut, pembunuhan warga sipil di Kota Bucha dekat Ibu Kota Kyiv adalah pembantaian yang disengaja.

Baca juga: Ukraina Terkini: Zelensky Kunjungi Bucha, Tegaskan Rusia Lakukan Kejahatan Perang dan Genosida


Dia menyatakan hal demikian pada Minggu (3/4/2022), setelah mundurnya pasukan Rusia dari daerah itu dengan tergesa-gesa.

"Pembantaian Bucha disengaja. Rusia bertujuan untuk melenyapkan sebanyak mungkin warga Ukraina. Kita harus menghentikan mereka dan mengusir mereka. Saya menuntut sanksi G7 baru yang menghancurkan SEKARANG," tulis Kuleba di Twitter, dikutip dari AFP.

Penasihat Presiden Ukraina Mykhaylo Podolyak juga menyatakan kecaman terhadap kekejaman terhadap warga sipil Ukraina oleh pasukan Rusia.

"Wilayah Kyiv. Neraka abad ke-21. Mayat pria dan wanita, yang dibunuh dengan tangan terikat. Kejahatan terburuk Nazisme telah kembali ke UE," kicau penasihat presiden Ukraina Mykhaylo Podolyak.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sendiri telah mengunjungi Kota Bucha, pada Senin, karena semakin banyak bukti kekejaman di dekat Kyiv terus bermunculan.

Dia memeriksa jalan di mana pasukan Rusia menyergap dan berbicara dengan penduduk setempat.

Dilansir dari BBC, Zelensky kembali menegaskan bahwa Rusia telah melakukan kejahatan perang dan genosida di Ukraina.

Baca juga: Zelensky: Orang-orang di Bucha Diperlakukan Lebih Buruk daripada Hewan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com