KHERSON, KOMPAS.com - Para petinggi Ukraina pada Selasa (22/3/2022) menuduh tentara Rusia menembaki pengunjuk rasa yang tidak bersenjata di kota Kherson yang diduduki.
Ada beberapa video di media sosial yang menunjukkan warga Kherson melarikan diri dari granat kilat dan tembakan terus-menerus.
"Penjajah menembaki orang-orang yang keluar dengan damai, tanpa senjata, untuk memprotes. Untuk kebebasan--kebebasan kita," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dikutip dari AFP.
Baca juga: Zelensky Bersikeras Ingin Bertemu dengan Putin untuk Akhiri Perang
Serangkaian video yang diunggah ke media sosial dan aplikasi perpesanan Telegram menunjukkan warga berkumpul di Freedom Square (Alun-alun Kebebasan) Kherson untuk memprotes perebutan kota itu oleh Rusia baru-baru ini.
Puluhan pria dan wanita yang berbalut bendera biru-kuning Ukraina terdengar meneriakkan kaya-kata "Pulanglah" dan "Jayalah Ukraina", kemudian granat kejut jatuh di tengah kerumunan dan mereka melarikan diri dengan panik.
Russian soldiers fire on protesters in Kherson, Ukraine https://t.co/U8AAdmHnLG pic.twitter.com/LrZtVzADPs
— BBC News (World) (@BBCWorld) March 22, 2022
Tentara Rusia dapat terlihat menembakkan beberapa tembakan ke udara, tanpa bukti langsung bahwa senapan mereka mengarah langsung ke warga sipil.
Namun, rekaman video juga menunjukkan sekelompok orang merawat seorang pria tua yang pingsan dan berdarah, lalu membawanya pergi.
Pejabat lokal Yuriy Sobolevsky mengatakan, kaki pria tua itu terluka parah dan dia kehilangan banyak darah.
Dia menambahkan, petugas medis sedang merawat yang terluka dan nyawa mereka tidak dalam bahaya.
Baca juga: Mantan Direktur CIA Terkejut Lihat “Profesionalisme” Militer Rusia dalam Serangan ke Ukraina
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba juga mengunggah video insiden tersebut di Twitter.
"Di Kherson, penjahat perang Rusia menembaki orang-orang tak bersenjata yang secara damai memprotes penjajah," kata Kuleba.
"Ini adalah wajah buruk Rusia, aib bagi umat manusia. Kita harus menghentikan Rusia! Sanksi mereka, isolasi mereka, tuntut penjahat perang," katanya.
In Kherson, Russian war criminals opened fire at unarmed people who peacefully protested against invaders. You can see a wounded pensioner. This is the ugly face of Russia, a disgrace to humankind. We must stop Russia! Sanction them, isolate them, hold war criminals to account. pic.twitter.com/WeItSykD3q
— Dmytro Kuleba (@DmytroKuleba) March 21, 2022
Kherson, kota berpenduduk hampir 300.000 orang sebelum perang Rusia vs Ukraina, adalah kota besar pertama yang jatuh ke tangan pasukan Moskwa pada minggu pertama invasinya.
Orang-orang di Kherson sering mengadakan demonstrasi menentang kontrol Rusia atas kota itu, menentang klaim Rusia yang menurutnya telah membebaskan kota itu.
Media lokal melaporkan beberapa kali bahwa pasukan Rusia menembaki pengunjuk rasa.
Sobolevsky bersumpah demonstrasi akan berlanjut. "Meskipun semua kejadian ini, para pengunjuk rasa tidak bubar! Dan besok mereka akan berkumpul lagi!" dia berkata.
Baca juga: Kremlin: Embargo Minyak Rusia akan Memukul Eropa, Bukan AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.