Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Rusia "Panic Buying" Gula, Dampak Sanksi Invasi ke Ukraina

Kompas.com - 22/03/2022, 11:29 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Sejumlah warga Rusia dilaporkan panic buying memburu gula dan soba, akibat dampak sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina.

Wakil Perdana Menteri Rusia Viktoria Abramchenko kemudian mencoba menenangkan rakyat dengan mengatakan, negara masih memiliki banyak stok gula dan soba.

Ia juga mendesak masyarakat untuk tidak panik membeli makanan pokok.

Baca juga: Zelensky Bersikeras Ingin Bertemu dengan Putin untuk Akhiri Perang

Respons terkoordinasi Amerika Serikat dan Uni Eropa atas perang Rusia Ukraina menjadikan Rusia negara yang paling terkena sanksi di dunia, membuat mata uang rubel jatuh bebas dan mempercepat inflasi yang sudah meningkat.

Sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya ini kemudian memicu keributan di supermarket.

Warga Rusia membeli banyak bahan penting yang tahan lama seperti soba, biji-bijian panggang populer yang dapat dimakan sebagai makanan pendamping atau hidangan utama.

"Saya ingin menenangkan warga kami: kami sepenuhnya mandiri dalam hal gula dan soba," kata Abramchenko dalam sambutan pertemuan pemerintah yang disiarkan di televisi.

"Tidak perlu panic-buy barang-barang ini. Cukup untuk semua orang. Panic-buying hanya membuat jaringan distribusi tidak stabil," lanjutnya dikutip dari AFP.

Baca juga: Mantan Direktur CIA Terkejut Lihat “Profesionalisme” Militer Rusia dalam Serangan ke Ukraina

Foto-foto rak kosong dan orang Rusia yang mengantre untuk membeli gula beredar di media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Abramchenko mengatakan, Rusia tahun ini berencana menanam lebih banyak gula bit dan soba.

"Ini berarti bahwa panen baru akan memastikan ketersediaan gula dan soba di rak-rak toko, dan pembuat manisan serta pembuat roti Rusia akan kebagian jumlah gula yang diperlukan," tambah Abramchenko.

Dia juga menyebut tidak ada kekurangan pangan di Rusia, menambahkan bahwa pihak berwenang akan meningkatkan impor pasokan dari negara-negara sahabat.

Pada 24 Februari Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi Rusia ke Ukraina, memicu sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia dan memicu eksodus perusahaan asing termasuk H&M, McDonald's, dan IKEA.

Para pejabat di Moskwa berusaha mengecilkan beratnya hukuman Barat, dengan menjanjikan bahwa Rusia akan beradaptasi. Putin mengatakan, Rusia akan dari krisis dengan lebih kuat.

Baca juga: Kremlin: Embargo Minyak Rusia akan Memukul Eropa, Bukan AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Global
Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Global
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Kim Jong Un Awasi Latihan Serangan Balik Nuklir

Kim Jong Un Awasi Latihan Serangan Balik Nuklir

Global
Ketegangan Geopolitik Iran Vs Israel Memuncak: Dunia Gelisah

Ketegangan Geopolitik Iran Vs Israel Memuncak: Dunia Gelisah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com