Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Rusia Vs Ukraina dan No Fly Zone

Kompas.com - 20/03/2022, 13:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PRESIDEN Ukrania Volodymyr Zalensky mengajukan permohonan kepada Amerika Serikat untuk memainkan perannya sebagai pemimpin dunia dengan menetapkan wilayah Ukraina sebagai No Fly Zone atau wilayah terlarang untuk penerbangan.

Harapan ini pupus setelah memperoleh jawaban dari Presiden Amerika Serikat Jo Biden yang menyatakan bahwa yang paling mungkin dan masuk akal dilakukan Amerika Serikat adalah hanya berupaya memberi bantuan tambahan senjata.

Jawaban Amerika jelas sekali mengindikasikan bahwa Amerika tidak mau terlibat langsung dalam konflik Rusia Ukraina.

Amerika tidak akan memenuhi permintaan Zalensky untuk menetapkan No Fly Zone di wilayah Ukraina.

Baca juga: Rusia Vs Ukraina dan Hegemoni Barat yang Hampir Berakhir

Sebuah keputusan yang pasti dilakukan Amerika Serikat setelah mendengarkan penjelasan Putin berkait serangan Rusia ke Ukraina.

Putin dengan sangat gamblang mengatakan sebagaimana dikutip dari ABC News bahwa “Siapa pun yang mencoba menghalangi kita, apalagi menciptakan ancaman bagi negara kita dan rakyatnya harus tahu bahwa tanggapan Rusia akan segera dan mengarah pada konsekuensi yang tak pernah anda hadapi dalam sejarah."

Sebuah pernyataan yang bernada ancaman serius bagi siapa saja yang ikut campur dalam urusan Rusia Ukraina.

Ancaman ini tentu saja akan berhubungan dengan penggunaan senjata nuklir. Amerika tidak akan mengambil risiko menetapkan No Fly Zone di wilayah Ukraina.

Karena dengan melakukan itu, maka sama saja Amerika Serikat akan berhadapan langsung “head to head” dengan kekuatan udara Rusia.

Sekadar sebagai gambaran saja tentang senjata nuklir, dalam hal ini ICBM, Inter Continental Ballistic Missile dengan hulu ledak nuklir yang dapat melintas secepat kilat antarbenua.

Baca juga: Pelajaran dari Serangan Udara Rusia ke Ukraina

Dalam catatan di buku yang terkenal dengan judul FEAR – Trump in the White House tulisan Bob Woodward, diperoleh dokumen tentang kemampuan ICBM yang telah dimiliki Angkatan Perang Korea Utara.

Disebutkan bahwa betapa Korea Utara telah memiliki ICBM dengan hulu ledak nuklir yang mampu mencapai Los Angeles hanya dalam waktu 38 menit saja sejak diluncurkan dari pangkalannya di Korea Utara.

Dengan analogi seperti itu maka dapat diperkirakan betapa kemampuan ICBM yang dimiliki Rusia sekarang ini.

Itu sebabnya maka Amerika Serikat tidak akan memenuhi permintaan Ukraina dalam hal No Fly Zone.

Walaupun tentu saja alasan yang mengemuka adalah bahwa Ukraina bukan atau belum menjadi anggota NATO.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com