Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Ingatkan Indonesia: Ada Kecenderungan Forum G20 Dipakai untuk Tekan Rusia

Kompas.com - 15/03/2022, 21:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik internasional dari Universitas Paramadina, Shiskha Prabawaningtyas berharap Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022 ini dapat menjaga forum ekonomi itu tetap berimbang di tengah berbagai tarikan kepentingan ekonomi dan politik negara-negara anggota.

Dia pun mengingatkan Indonesia harus menggunakan politik bebas aktifnya demi menjaga keberimbangan dalam forum itu, terutama saat acara puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada Oktober—November 2022.

Saat menjadi narasumber dalam Webinar membahas Presidensi G20 dan Konflik Rusia-Ukraina yang diadakan pada Selasa (15/3/2022) sore, Shiskha menyampaikan ada kecenderungan negara-negara anggota akan menggunakan forum G20 untuk menekan Rusia, terutama kaitannya dengan invasi ke Ukraina.

Baca juga: Presidensi G20 Indonesia Tetap Fokus ke Agenda di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

Kecenderungan itu, menurut dia, telah terlihat pada pertemuan jalur Sherpa yang merupakan rangkaian KTT G20 selama Presidensi Indonesia pada tahun ini.

Oleh karena itu, Ketua Program Studi Paramadina Graduate School of Diplomacy itu berharap Indonesia sebagai Ketua G20 mampu mengarahkan negara-negara anggota untuk fokus membahas isu lain yang juga mendesak.

Sebagai contoh, pemulihan ekonomi setelah terdampak pandemi Covid-19 dan antisipasi terhadap dampak perubahan iklim.

Dia melihat pandemi Covid-19 telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi dunia melambat, sehingga ada kebutuhan untuk memikirkan tata ekonomi dan keuangan baru pasca-terjadinya krisis kesehatan ini.

Shiskha memandang, isu lainnya yang juga perlu jadi sorotan saat KTT adalah ancaman perubahan iklim yang turut memengaruhi berbagai sektor, termasuk di antaranya ekonomi.

Baca juga: Mencermati Dukungan China untuk Presidensi G20 Indonesia

Dia mengingatkan, demi bisa menjaga acara temu puncak G20 di Bali tetap seimbang dan mengakomodasi kepentingan bersama, Indonesia perlu memastikan negara-negara anggota menyepakati isu yang akan dibahas saat KTT pada Oktober—November 2022.

"Kami membayangkan ketika Juli (nanti) harus ada pendekatan baik secara bilateral dengan 20 negara anggota G20 untuk ada agenda yang disepakati sebelum persiapan di summit (KTT)," ungkap Shiskha.

Terkait dengan konflik Rusia-Ukraina, dia mengemukakan bahwa Indonesia sebagai ketua forum G20 tahun ini perlu mencermati dampak sanksi ekonomi beberapa negara terhadap Moskwa yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian dunia.

Mengingat, Rusia adalah salah satu produsen minyak dan gas bumi terbesar dunia.

"Sanksi akan memutus sebagian supply chain yang berpengaruh pada status quo (stabilitas perekonomian dunia)," terang Shiskha.

Baca juga: Bertemu di Jakarta, Menteri Keuangan Negara G20 Cari Solusi Pemulihan Ekonomi

Di sisi lain, dia berpendapat, sanksi ekonomi beberapa negara terhadap Rusia juga perlu dilihat sebagai peluang oleh Indonesia.

“Dalam sebuah konteks pasar, mungkin ada peluang-peluang yang terbuka. Beberapa yang sudah muncul dalam narasi ketika akses terhadap minyak dan gas, termasuk palm oil CPO, apa itu dijadikan peluang oleh Indonesia untuk mengambil pasar yang ditinggalkan Rusia dan Ukraina, misalnya," kata Shiskha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com