MOSKWA, KOMPAS.com - Seorang karyawan memasuki studio televisi Moskwa pada hari Senin (15/3/2022) selama siaran berita malam yang paling banyak ditonton di Rusia.
Perempuan itu, yang berbeda pendapat dengan perusahaannya, masuk sambil memegang poster bertuliskan "No War" dan mengutuk aksi militer Moskwa di Ukraina.
Dilansir AFP, insiden itu merupakan pelanggaran keamanan yang sangat tidak biasa di stasiun penyiaran negara yang dikontrol ketat, Channel One.
Baca juga: Narasi Berbeda TV Rusia soal Perang di Ukraina: Salahkan Kyiv Sendiri, Tidak Sebut Invasi
Acara berita andalannya pada pukul 21.00, "Time", telah ditayangkan sejak era Soviet dan ditonton oleh jutaan orang di seluruh negeri, terutama oleh orang Rusia yang lebih tua.
OVD-Info, yang memantau penahanan pada protes oposisi, mengidentifikasi wanita itu sebagai Marina Ovsyannikova.
Wanita ini bekerja di Channel One sebagai editor dan saat ini berada di kantor polisi.
Saat pembawa berita Yekaterina Andreyeva meluncurkan sebuah artikel tentang hubungan dengan Belarusia, Ovsyannikova, yang mengenakan setelan formal berwarna gelap, muncul di depan mata, mengangkat poster tulisan tangan yang bertuliskan "No War" dalam bahasa Inggris.
Baca juga: Australia dan Belanda Menuntut Rusia atas Jatuhnya Malaysia Airlines MH17 pada 2014
Di bawah, poster itu berkata dalam bahasa Rusia: "Hentikan perang. Jangan percaya propaganda. Di sini mereka berbohong kepada Anda."
Poster dipungkasi dalam bahasa Inggris: "Rusia menentang perang".
Pemrotes berhasil mengucapkan beberapa frasa dalam bahasa Rusia, termasuk "Hentikan perang!"
Sementara Andreyeva, yang telah menyampaikan berita itu sejak 1998, mencoba menenggelamkannya dengan berbicara lebih keras.
Saluran itu kemudian dengan tergesa-gesa beralih ke rekaman rumah sakit.
Baca juga: Lebih dari 40.000 Warga Suriah Mendaftar untuk Berperang bagi Rusia di Ukraina
Dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh kantor berita negara TASS, Channel One mengatakan bahwa "sebuah insiden terjadi dengan seorang wanita asing tertembak. Pemeriksaan internal sedang dilakukan."
TASS mengutip sumber penegak hukum yang mengatakan wanita itu telah ditahan dan dapat didakwa berdasarkan undang-undang.
OVD-Info memposting video di mana Ovsyannikova mengatakan ayahnya adalah orang Ukraina dan ibunya orang Rusia dan dia tidak melihat kedua negara sebagai musuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.