Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Putin, Testing The Water

Kompas.com - 02/03/2022, 11:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BISA jadi benar yang dikatakan Christina Kulich, seorang pengajar sejarah Eropa di Universitas Suffolk, di Boston, Massachusetts, AS.

Kata Kulich, sekarang ini dengan menginvasi Ukraina, Putin sedang “testing the water,” untuk langkah selanjutnya.

Ia ingin tahu apa reaksi Barat, terutama, dan negara-negara lain terhadap langkahnya itu; juga reaksi PBB.

Putin yakin bahwa NATO tidak akan gegabah membela Ukraina dan mengerahkan pasukannya, meskipun mereka menempatkan sekitar 12.000 tentaranya di garis depan Eropa Timur.

NATO menempatkan batalionnya di tiga negara Baltik—Estoniam Latvia, dan Lithuania—Polandia, dan Romania.

Polandia, Latvia, dan Lithuania pernah diinvasi Rusia pada tahun 1939-1940.

Sekarang ini, Rusia menempatkan pasukannya di Brest, Belarusia yang jaraknya sekitar 177 km sebelah timur Warsawa, Polandia.

NATO juga memiliki fasilitas pertahanan rudal balistik di Polandia dan Romania. Selain itu, ada 22 pesawat tempur NATO ditempatkan di Romania, Estonia, dan Lithuania.

Baca juga: Sebelum Pintu Ditutup

Bulan lalu, Joe Biden baru menyetujui penambahan penempatan pasukan AS di Polandia, Jerman, dan Romania sebanyak 3.000 personel serta setengah losin pesawat tempur F-15.

Dan, Kamis lalu, Biden menambah 7.000 personel untuk ditempatkan di Eropa guna membantu pertahanan NATO. Inggris menambah lebih dari 1.000 tentara.

Memang, invasi militer Rusia ke Ukraina, segera memunculkan beragam reaksi, kecaman dalam berbagai tingkat—termasuk yang hati-hati atau ragu-ragu atau main dua kaki seperti China dan India—dari berbagai negara termasuk negara-negara Eropa, juga Indonesia.

Bahkan, sanksi ekonomi pun dijatuhkan oleh sejumlah negara AS, Eropa, dan yang lain.
Tetapi, Ukraina tetap sendirian mempertahankan diri.

NATO tidak mengirim pasukannya. Padahal mereka ada di Polandia, Romania, juga Baltik. Mengapa?

Karena Ukraina bukan anggota NATO (Ukraina baru kepingin menjadi anggota. Keinginan ini yang mendorong Rusia menyerbu. Invasi militer adalah tindakan untuk menghancurkan keinginan Ukraina).

Artinya, tidak ada kewajiban dari NATO untuk melancarkan serangan bersenjata ke Rusia untuk melindungi Ukraina.

Meskipun Sekjen NATO, Jens Stoltenberg menyebut invasi milier Rusia itu sebagai “tindakan perang brutal” dan akan mempertahankan “setiap inci” wilayah anggota NATO bila diserang Rusia.

Tetapi, NATO tetap tidak akan mengirim pasukannya ke Ukraina. Kata Stoltenberg, “Tak ada rencana.” (Time, 25/2).

Pasal 4 dalam Perjanjian NATO (Perjanjian Washington) menyatakan, bahwa negara-negara “akan berkonsultasi bersama setiap kali, menurut pendapat salah satu dari mereka, integritas teritorial, kemerdekaan politik atau keamanan salah satu pihak (anggota) terancam.”

Baca juga: “The Strongman” dan “The Brave Man”

Konsultasi berdasarkan Pasal 4 tidak menjamin bahwa tindakan apa pun akan diambil, tetapi memungkinkan untuk pembicaraan cepat.

Sudah enam kali hal itu terjadi, sejak pakta pertahanan dibentuk pada tahun 1949. Terakhir oleh Turki pada Februari 2020. Yakni, setelah puluhan tentara Turki dibunuh oleh pasukan pemerintah Suriah di daerah-daerah yang dikuasai oposisi di barat laut Suriah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com