KIEV, KOMPAS.com - Sesulit apa Ukraina mempertahankan diri setelah Rusia memulai serangan? Ukraina kalah dari sisi senjata dan kalah dalam jumlah di segala lini karena Presiden Rusia Vladimir Putin telah melakukan investasi yang signifikan dalam modernisasi angkatan bersenjatanya.
Jack Watling dari Royal United Services Institute (RUSI) mengatakan, "Menurut saya Ukraina berada dalam posisi yang sangat sulit."
Watling baru saja kembali dari Ukraina dan mengatakan para pemimpin militer negara itu sekarang menghadapi beberapa pilihan yang sangat sulit.
Baca juga: Apa itu NATO dan Bagaimana Perannya dalam Konflik Rusia Ukraina?
Para pejabat negara-negara Barat memperkirakan Rusia memiliki hingga 190.000 tentara di perbatasan Ukraina. Jumlah itu lebih banyak dari seluruh tentara reguler Ukraina yang berjumlah 125.600.
Pasukan Rusia sudah melintasi perbatasan dari berbagai penjuru. Asap hitam mengepul dari bandara militer di Chuhuyev dekat Kharkiv, Kamis (24/2/2022).
Ukraina bakal kesulitan mempertahankan wilayah sepanjang ribuan kilometer di perbatasannya, dari Belarus di utara sampai ke Crimea di selatan. Jika wilayah Ukraina diibaratkan sebuah jam, Rusia bisa melakukan serangan dari arah pukul 10.00 hingga pukul 07.00.
Ben Barry dari International Institute of Strategic Studies (IISS) sekaligus mantan brigadir Angkatan Darat Inggris mengatakan, itu adalah posisi yang sangat sulit bagi pihak yang bertahan.
Selain itu, Ukraina sudah terancam dari berbagai arah dan kekuatan mereka tersebar cukup tipis, kata Watling.
Baca juga: Rusia Serang Ukraina, Badan Pengawas Berjanji Pastikan Keamanan Energi Global
Perbedaan nyata antara pasukan Rusia dan Ukraina ada di udara.
Ukraina memiliki 105 pesawat tempur di perbatasan, sementara Rusia memiliki 30, kata Watling. Dia memprediksi Rusia akan sangat cepat unggul di udara.
Sistem pertahanan udara canggih Rusia, seperti rudal S-400, juga memberikan keuntungan bagi pasukannya. Sebaliknya, Ukraina memiliki pertahanan udara yang lebih tua dan lebih terbatas.
Watling memberi contoh, Israel mampu mempertahankan diri dari berbagai arah. Namun dia menambahkan, hal itu hanya bisa dilakukan karena keunggulannya di udara. Itulah yang tidak dimiliki Ukraina.
Moskwa telah mengembangkan doktrin shock and awe versi mereka sendiri, dengan artileri roket jarak jauh dan rudal yang terintegrasi, kata Ben Barry.
Baca juga: Daftar Barang Ekspor antara Indonesia dan Ukraina
Hal ini memungkinkan Rusia untuk menyerang pusat komando dan kontrol Ukraina, depot amunisi, angkatan udara, dan pertahanan udara dari jauh.