Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Menuntut Pertemuan dengan Rusia Segera untuk Bahas Penambahan Pasukan

Kompas.com - 14/02/2022, 20:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

KIEV, KOMPAS.com – Pemerintah Ukraina telah meminta diadakan pertemuan mendesak dengan Rusia dan puluhan negara Eropa lainnya untuk menjelaskan penumpukan pasukan Moskwa di sepanjang perbatasan bekas negara Soviet itu.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan pada Minggu (13/2/2022) malam waktu setempat, bahwa Rusia telah mengabaikan permintaan resmi Ukraina untuk menjelaskan mengapa Rusia menempatkan lebih dari 100.000 tentara dan senjata canggih di sekitar Ukraina.

Dokumen Wina 1990 telah mengharuskan 57 anggota Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) untuk berbagi informasi tentang kekuatan militer mereka dan saling memberi tahu tentang kegiatan utama.

Baca juga: Cerita WNI di Tengah Situasi Ukraina yang Memanas, Sebut Sudah Diberi Peta Berlindung di Bungker

"Ukraina perlu mengadakan pertemuan dengan Rusia dan semua negara anggota dalam 48 jam ke depan untuk membahas penguatan dan pergerakan pasukan Rusia di sepanjang perbatasan kami," tulisnya di Facebook, dikutip dari AFP, Senin.

Amerika Serikat (AS) sendiri telah menyampaikan kekhawatiran bahwa penumpukan pasukan Rusia dapat menyebabkan invasi Rusia ke Ukraina "kapan saja".

Pada hari Senin (14/2/2022), juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin tidak mengomentari permintaan Ukraina, tetapi menegaskan kembali sikap Rusia bahwa Moskwa bebas untuk memindahkan pasukan melintasi wilayah negara itu.

"Saya ingin menekankan sekali lagi bahwa kita berbicara tentang pergerakan pasukan Rusia di wilayah Rusia," kata juru bicara Dmitry Peskov kepada wartawan sambil menuduh Ukraina yang meningkatkan ketegangan.

"Pergerakan besar-besaran angkatan bersenjata Ukraina juga dilakukan di zona perbatasan di wilayah Ukraina, apalagi di wilayah yang berbatasan dengan wilayah republik yang memproklamirkan diri, yang mengarah pada eskalasi situasi," klaim dia.

Baca juga: Giliran Singapura yang Minta Warganya Tinggalkan Ukraina


Kanselir Jerman tiba di Ukraina

Kanselir Jerman Olaf Scholz dilaporkan telah mendarat di Kiev pada Senin ini, untuk melakukan pembicaraan "krisis" menjelang kunjungannya ke Moskwa guna mencegah apa yang dilihat Berlin sebagai ancaman "sangat kritis" dari invasi Rusia.

Setibanya di Ukraina, pemimpin Jerman itu langsung menemui Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky, yang pemerintahnya menuntut pertemuan mendesak dengan Rusia untuk menjelaskan mengapa mereka mengerahkan lebih dari 100.000 tentara ke perbatasan Ukraina.

Para pemimpin Eropa telah memperingatkan bahwa krisis itu adalah ancaman terburuk bagi keamanan benua itu sejak Perang Dingin, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut mundurnya pengaruh Barat di Eropa timur dan larangan bergabungnya Ukraina dengan NATO.

Saat Scholz menuju istana presiden, jalan-jalan di Kiev dilaporkan dalam kondisi tenang di bawah langit biru dan sinar matahari yang cerah.

Baca juga: Kanselir Jerman Bersumpah Langsung Jatuhkan Sanksi jika Rusia Invasi Ukraina

Orang-orang Ukraina menjalankan bisnis mereka meskipun ada kekhawatiran bahwa penerbangan komersial masuk dan keluar dari negara itu akan dihentikan.

Sebelumnya, sumber pemerintah Jerman mengatakan bahwa, "Kami menilai situasinya sangat kritis, sangat berbahaya".

Pejabat intelijen AS khawatir bahwa pembicaraan krisis selama berminggu-minggu telah memberi Rusia waktu untuk mempersiapkan serangan besar, jika Putin membuat keputusan akhir untuk menyerang Ukraina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com