Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dialog Rusia Ukraina Buntu, NATO Ungkap Kekhawatiran Soal Keamanan Energi Eropa

Kompas.com - 31/01/2022, 15:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

RUKLA, KOMPAS.com - Kepala NATO mengatakan Eropa perlu mendiversifikasi pasokan energinya, setelah Inggris memperingatkan "sangat mungkin" Rusia, sebagai pemasok gas alam terbesar di benua itu, ingin menyerang Ukraina.

Uni Eropa bergantung pada Rusia untuk sekitar sepertiga dari pasokan gasnya. Akibatnya, gangguan apa pun akan memperburuk krisis energi yang telah berlangsung karena kekurangan pasokan.

Baca juga: Tak Ada Senjata, Pasukan Amatir Ukraina Latihan Perang dengan “Senapan” Kayu

“Kami prihatin dengan situasi energi di Eropa yang rentan karena terlalu bergantung pada satu pemasok gas alam. Itulah mengapa sekutu NATO setuju bahwa kita perlu bekerja dan fokus pada diversifikasi pasokan,” ujar Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Minggu (30/1/2022) melansir Al Jazeera.

Ketegangan meningkat ketika Rusia mengumpulkan sekitar 120.000 tentara di perbatasan Ukraina.

Moskwa menuntut agar aliansi pertahanan Barat itu menarik kembali pasukan dan senjata dari Eropa Timur, dan melarang Ukraina, bekas negara Soviet, untuk bergabung dengan NATO.

Stoltenberg mengatakan NATO tidak memiliki rencana untuk mengerahkan pasukan tempur ke Ukraina yang bukan anggota NATO jika terjadi invasi Rusia, dan menambahkan "kami fokus untuk memberikan dukungan".

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba meminta Rusia menarik kembali pasukannya dan melanjutkan dialog dengan Barat jika "serius" untuk mengurangi ketegangan.

“Diplomasi adalah satu-satunya cara yang bertanggung jawab,” cuit Kuleba.

Baca juga: Kagum Jiwa Kepahlawanan Jenderal Soedirman, Ukraina Buat Prangko Khusus


'Kami tidak ingin perang'

Moskwa membantah rencana untuk menyerang, tetapi mengatakan pada Minggu (30/1/2022) bahwa pihaknya akan meminta NATO mengklarifikasi apakah mereka bermaksud menerapkan komitmen keamanan utamanya, setelah sebelumnya mengatakan tanggapan aliansi terhadap tuntutannya tidak cukup.

“Jika mereka tidak berniat melakukannya, maka mereka harus menjelaskan alasannya,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di televisi pemerintah. “Ini akan menjadi pertanyaan kunci dalam menentukan proposal kami di masa depan.”

Kepala Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev, juga menolak peringatan Barat tentang invasi.

"Saat ini, mereka mengatakan bahwa Rusia mengancam Ukraina - itu benar-benar konyol," katanya seperti dikutip oleh kantor berita negara Tass. “Kami tidak menginginkan perang dan kami tidak membutuhkannya sama sekali.”

Namun, itu tidak menghentikan Kanada untuk mengumumkan penarikan sementara personel non-esensial dari kedutaan besarnya di Ukraina, tetapi mengatakan kedutaan akan tetap buka.

Baca juga: Hadapi Ancaman Rusia, Ukraina Tingkatkan Pasukan Cadangan Jadi 130.000 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com