Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pilpres Italia 24 Januari, Bisakah Silvio Berlusconi Jadi Presiden?

Kompas.com - 21/01/2022, 17:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

ROMA, KOMPAS.com - Mantan perdana menteri Italia Silvio Berlusconi terus melakukan manuver politik jelang pemilihan presiden atau pilpres Italia 2022.

Hanya beberapa hari sebelum pilpres Italia pada Senin (24/1/2022), belum ada kandidat yang jelas untuk menjaga agar partai-partai yang terpecah belah di negara itu tetap sejalan.

Ada spekulasi kuat bahwa Perdana Menteri Mario Draghi mungkin mengambil jabatan tersebut, tetapi sementara itu Berlusconi - meskipun kesehatannya buruk baru-baru ini termasuk terjangkit virus corona tahun lalu - sedang bermanuver.

Baca juga: Jelang Pilpres Italia, Silvio Berlusconi Diiklankan 1 Halaman Penuh di Korannya Sendiri

"Berlusconi akan mencoba (untuk terpilih), dan bisa saja berhasil," ujar Gianfranco Pasquino, dosen ilmu politik di Universitas Johns Hopkins Bologna, kepada AFP.

Presiden Italia lebih berperan untuk menyatukan daripada peran seremonial.

Sergio Mattarella selaku petahana - yang mengundurkan diri setelah masa jabatan tujuh tahun - berperan penting dalam membawa Draghi sebagai kepala pemerintah persatuan nasional Februari tahun lalu setelah koalisi sebelumnya runtuh.

Draghi yang merupakan mantan kepala Bank Sentral Eropa menolak berkata secara terbuka jika dia tertarik pada kursi kepresidenan.

Dia saat ini berwenang penuh untuk mengelola dana pemulihan pascapandemi sebesar 200 miliar euro (Rp 3,24 kuadriliun) dari Uni Eropa dan menerapkan reformasi yang diharapkan Brussel sebagai imbalannya.

PM Italia Mario Draghi saat masih menjadi calon perdana menteri, kala berbicara ke awak media usai bertemu Presiden Sergio Mattarella, di Roma, Italia, (12/2/2021).POOL PHOTO/YARA NARDI via AP PHOTO PM Italia Mario Draghi saat masih menjadi calon perdana menteri, kala berbicara ke awak media usai bertemu Presiden Sergio Mattarella, di Roma, Italia, (12/2/2021).
Berapa besar peluang Draghi jadi Presiden Italia?

Banyak orang - termasuk Berlusconi - berpendapat bahwa Mario Draghi (74) harus bertahan sampai pemilihan umum berikutnya pada 2023 untuk mendorong perubahan yang dianggap penting bagi pemulihan ekonomi Italia yang sarat utang.

Yang lain percaya dia bisa melakukan ini sebagai presiden. Lorenzo Codogno, mantan kepala ekonom di perbendaharaan Italia, mengatakan bahwa Draghi akan "memberikan pengaruh yang cukup besar... sebagai penjamin versus anggota Uni Eropa lainnya pada reformasi dan investasi Italia".

Dalam hal ini, seorang menteri senior akan menjabat sebagai perdana menteri sementara sebelum penggantinya disetujui oleh parlemen.

Namun, hal itu dapat memicu pertikaian partai dan berisiko pada pemilihan awal, karena partai sayap kanan Brothers of Italy dan partai-partai Liga digadang-gadang akan menang.

Baca juga: Silvio Berlusconi dan Skandal Seks yang Membuatnya Porak-Poranda

Berlusconi, yang kali pertama muncul ke panggung politik pada 1994 dan mendapat dukungan jutaan orang Italia dengan bantuan bisnis televisinya yang luas, tidak membenarkan atau menyangkal bahwa dia akan mencalonkan diri.

Beberapa nama lain yang beredar termasuk Menteri Kehakiman Marta Cartabia, yang jika berhasil akan menjadi kepala negara wanita pertama Italia, mantan ketua majelis rendah Pierferdinando Casini, dan Komisaris Ekonomi Eropa sekaligus mantan PM Italia Paolo Gentiloni.

Tidak ada calon resmi. Anggota parlemen dan perwakilan dari masing-masing 20 wilayah Italia dapat memilih siapa saja dalam pemungutan suara rahasia, asalkan calon pilihan mereka berusia lebih dari 50 tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com