Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Energi Listrik Global Naik, Emisi Harus Turun

Kompas.com - 15/01/2022, 15:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

PARIS, KOMPAS.com – Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan, permintaan energi listrik global naik 6 persen atau sekitar 1.500 terawatt-jam (TWh) pada 2021.

Persentase tersebut merupakan kenaikan terbesar sejak pemulihan ekonomi global dari krisis keuangan pada 2010.

China menyumbang cukup besar dari peningkatan permintaan listrik global 2021 dengan kenaikan 10 persen sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (14/1/2022).

Baca juga: Apakah Orang-orang Super Kaya Selama Ini Bebas Menyebarkan Emisi Karbon?

Namun, permintaan listrik global diperkirakan akan melambat dalam beberapa tahun ke depan karena langkah-langkah efisiensi energi mulai berlaku dan pemulihan ekonomi melambat.

Permintaan listrik global diperkirakan naik rata-rata 2,7 persen per tahun hingga 2024 terlepas dari efek pandemi Covid-19 dan harga energi yang sangat fluktiatif.

Asia Tenggara diperkirakan mengalami permintaan listrik yang paling tinggi, dengan pertumbuhan rata-rata 5 persen per tahun antara 2022 hingga 2024.

Baca juga: Abu Dhabi Umumkan Proyek Baru, Berambisi Pangkas Emisi

Disusul oleh kawasan Asia Pasifik, termasuk China, sekitar 4 persen per tahun selama periode yang sama.

Permintaan listrik di Amerika Utara dan Amerika Latin juga akan meningkat persentase kenaikan terbesar di Meksiko dan Kanada sebesar 3 persen hingga 4 persen per tahun.

Eropa akan mencatat pertumbuhan 1,7 persen pada tahun 2022 dan kemudian tetap datar pada 2023 hingga 2024.

Baca juga: Arab Saudi Berambisi Capai Nol Emisi Karbon pada 2060

Emisi

Namun, peningkatan permintaan listrik global harus dibayar mahal. emisi karbon dioksida sektor ketenagalistrikan naik 7 persen ke rekor tertinggi pada 2021 setelah mengalami penurunan dua tahun sebelumnya.

Meski pertumbuhan permintaan listrik melambat setelah 2021, emisi gas rumah kaca harus turun tajam untuk memenuhi target nol emisi pada 2050.

Untuk memenuhi perannya dalam dekarbonisasi sistem energi, sektor ketenagalistrikan membutuhkan perbaikan besar dalam efisiensi energi dan pasokan rendah karbon.

Baca juga: Wanita Ini Jadikan Anjingnya Vegetarian Demi Kurangi Emisi Karbon

IEA menambahkan, perkembangan pembangkit listrik dari bahan bakar fosil akan mengalami stagnasi selama tiga tahun.

Sedangkan pembangkit listrik dari energi terbarukan diperkirakan akan tumbuh 8 persen per tahun hingga 2024 dan menyumbang lebih dari 90 persen dari total pertumbuhan permintaan selama periode tersebut.

Lembaga think tank soal iklim, Ember, mengatakan bahwa kegagalan mengembangkan energi terbarukan untuk memenuhi permintaan konsumsi listrik akan memperlambat upaya penghapusan energi fosil.

Baca juga: Emisi Masih Meningkat, Aksi Iklim Negara G20 Menjauh dari Ambang Batas 1,5 Derajat Celsius

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com