Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

700.000 Orang Hadiri Pesta Musik di Arab Saudi

Kompas.com - 20/12/2021, 19:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

RIYADH, KOMPAS.com - Sedikitnya 700.000 orang dilaporkan hadir dalam festival musik MDLBeast Soundstorm yang diadakan di Riyadh, Arab Saudi selama empat hari pada Kamis-Minggu (16-19/12/2021).

Festival musik elektronik ini hadir ketika para pemimpin Arab Saudi mendorong upaya untuk mengubah citra konservatif dan mendiversifikasi ekonominya.

Acara ini diadakan beberapa tahun setelah negara itu mencabut larangan musik dan tarian.

Baca juga: Lihat Mobil Rakyatnya Mogok di Jalan, Pangeran Arab Saudi Belikan Mobil Baru

Ada banyak artis dan musisi internasional yang diundang dalam MDLBeast Soundstorm. Ini termasuk DJ asal Perancis David Guetta.

Sayangnya festival musik ini diadakan ketika Arab Saudi dilaporkan telah melihat lonjakan kasus virus corona dan di tengah meningkatnya kekhawatiran atas penyebaran varian Omicron.

Arab Saudi sendiri memiliki jumlah kematian terkait Covid-19 tertinggi di antara negara-negara Teluk Arab, dengan lebih dari 8.860 kematian.

Padahal selama empat hari, 732.000 orang dilaporkan berbondong-bondong ke acara tersebut.

Dikutip dari Kantor Berita AFP, Senin (20/12/2021), festival ini sejak diluncurkan pada tahun 2019 selalu memnimbulkan kerumunan besar.

Kebanyakan dari mereka yang hadir adalah pria dan wanita muda, yang dapat dengan bebas berbaur dan menari mengikuti musik barat.

"Kami belum pernah melihat yang seperti ini di Riyadh sebelumnya (keramaian, musik, ruang VIP, pakaian yang tidak biasa untuk kerajaan)," seorang wanita Saudi, yang menghadiri festival tersebut, mengatakan kepada AFP.

Baca juga: Jalan di Depan Kedubes Arab Saudi di AS Akan Dinamai Jamal Khashoggi

Pro-kontra

Kebangkitan penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada 2017 memang telah mengantarkan sejumlah reformasi di negara kaya minyak tersebut.

Pergeseran sosial yang terjadi di negara Teluk yang konservatif ini, termasuk pencabutan larangan mengemudi bagi perempuan dan mengizinkan konser campuran gender dan acara lainnya.

Kritikus dan kelompok hak asasi manusia (HAM) mengatakan kerajaan menggunakan acara olahraga dan hiburan besar untuk menutupi catatan hak asasi manusia yang buruk.

Ini termasuk untuk mengalihkan isu pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018.

Human Rights Watch (HRW) mengatakan bahwa kerajaan menggunakan acara olahraga untuk "mengalihkan perhatian dari pelanggaran hak asasi manusia yang meluas".

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com