KOMPAS.com - Berita tentang Mahathir Mohamad yang menyebut sumpit sebagai identitas Tionghoa memuncaki daftar artikel populer global kali ini.
Di bawahnya, ada penjelasan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken yang tak bertemu pejabat top Rusia di Indonesia, meski pesawat mereka parkir bersebelahan,
Selain itu, ada berita 11 WNI tewas dan 27 orang hilang setelah kapal tenggelam di Malaysia, dan sejarah awal mula manusia mengonsumsi mi instan.
Baca juga: Ketika Sabu dan Heroin Jadi Solusi Kelaparan di Afghanistan
Rangkuman artikel populer global mulai Rabu (15/12/2021) hingga Kamis pagi (16/12/2021) dapat Anda baca selengkapnya di bawah ini.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dibanjiri kritikan setelah berkomentar soal etnis Tionghoa yang mempertahankan cara makan mereka dengan sumpit.
Pernyataan tersebut disampaikan Mahathir saat peluncuran buku barunya berjudul Capturing Hope: The Struggle Continues For A New Malaysia pada Minggu (12/12/2021).
“Orang Tionghoa makan dengan sumpit, mereka tidak makan dengan tangan. Mereka belum mengadopsi cara makan orang Malaysia,” kata Mahathir.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Terpukul Hebat Varian Delta, Begini Cara India Hadapi Ancaman Varian Omicron
Kunjungan Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken ke Indonesia pada Senin (13/12/2021) berbarengan dengan kedatangan Penasihat Keamanan Nasional Vladimir Putin, Nikolay Patrushev.
Patrushev, yang jabatannya juga bisa dibilang Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, dianggap sebagai pejabat paling senior ketiga di pemerintahan Rusia, menurut ABC News.
Sementara itu, AS sendiri sedang berdebat dengan Rusia tentang konflik di perbatasan Ukraina. Namun, mengapa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tidak bertemu dengan Patrushev di Indonesia?
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Menlu AS ke Jakarta, Ini Alasan Antony Blinken Pilih Indonesia Tujuan Pertama Tur Asia Tenggara
Sedikitnya 11 migran asal Indonesia tewas dan 27 orang lainnya diyakini hilang setelah kapal yang mereka tumpangi tenggelam di perairan selatan Malaysia, Rabu (15/12/2021).
Kapal tersebut tenggelam ketika cuaca badai terjadi.
Korban tewas dan hilang dalam kecelakaan kapal di Malaysia itu diduga adalah pekerja migran illegal atau imigran gelap.