Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Pandemi, Sebanyak 21.316 Siswa Malaysia Putus Sekolah

Kompas.com - 05/12/2021, 19:05 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

PUTRAJAYA, KOMPAS.com – Sebanyak 21.316 siswa di Malaysia putus sekolah selama pandemi mulai Maret 2020 hingga Juli 2021.

Dalam jawaban tertulis parlemen, Kementerian Pendidikan Malaysia menyatakan, mereka yang putus sekolah adalah siswa yang berhenti sekolah sebelum mereka menyelesaikan studi.

“Berdasarkan data Maret hingga Desember 2020, siswa yang berhenti sekolah sebanyak 11.301 atau 0,24 persen siswa,” kata Kementerian Pendidikan Malaysia sebagaimana dilansir Malay Mail, Minggu (5/12/2021).

Baca juga: Merdeka 118 Malaysia Akan Jadi Gedung Tertinggi Kedua di Dunia

Kementerian tersebut menambahkan, untuk periode Januari hingga Juli 2021, tercatat sebanyak 10.015 siswa atau 0,21 persen siswa putus sekolah.

“Jumlah siswa yang berhenti sekolah untuk periode Maret 2020 hingga Juli 2021 sebanyak 21.316 siswa atau 0,22 persen siswa,” sambung kementerian itu.

Sementara itu, salah satu anggota parlemen Malaysia, Noor Amin Ahmad, meminta Menteri Pendidikan Malaysia menyebutkan jumlah siswa yang putus sekolah sejak Maret 2020 hingga sekarang.

Berdasarkan situs web Kementerian Pendidikan Malaysia, Malay Mail melaporkan bahwa sejauh ini ada 5,038 juta siswa di Malaysia.

Baca juga: 4 Negara Sekitar Indonesia Umumkan Kasus Varian Omicron, Terbaru Malaysia dan Singapura

Jumlah tersebut berasal dari siswa yang bersekolah di prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah di sekolah pemerintah, dan sekolah yang dibantu pemerintah.

Pada Maret 2020, Malaysia menerapkan aturan pembatasan sosial pertama ketika pandemi Covid-19 dimulai.

Pembatasan tersebut tentu mencakup penutupan sekolah dan pergeseran dari tatap muka menjadi kelas online. Dan sampai sekarang, dunia masih berjuang melawan pandemi Covid-19.

Tahun lalu, jumlah siswa yang putus sekolah dari banyak komunitas miskin di Lembah Klang melonjak drastis.

Baca juga: Kronologi Masuknya Varian Omicron di Malaysia, Lebih Dulu daripada Pengumuman WHO

Kondisi tersebut semacam membunyikan alarm sebagai akibat dari wabah Covid-19 yang mengganggu sekolah.

Laporan tersebut dibuat berdasarkan survei “Family On Edge” yang dilakukan bersama oleh United Nations Population Fund (UNFPA) dan United Nations Children's Fund (Unicef).

Beberapa temuan dari penelitian tersebut mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka putus sekolah.

Salah satu faktornya adalah beberapa anak telah kehilangan motivasi atau kehilangan minat untuk melanjutkan sekolah.

Baca juga: Dapat Ancaman Bom, Pesawat Malaysia Airlines Mendarat Darurat di Bangladesh

Sementara faktor lainnya adalah beberapa keluarga mengalami kesulitan membayar uang sekolah.

Survei tersebut juga menemukan bahwa delapan dari sepuluh siswa berasal dari rumah tangga yang tidak memiliki komputer atau laptop.

Selain itu, sebanyak sembilan dari sepuluh anak hanya memiliki ponsel pintar sebagai perangkat belajar mereka.

Baca juga: Minta Parlemen Didik Taliban agar Tidak Terlihat sebagai Teroris, Politisi Malaysia Tuai Hujatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com