Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Pandemi, Bisnis Jet Pribadi Justru Makin Marak

Kompas.com - 04/12/2021, 18:32 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Jet pribadi dapat membuat mereka yang memiliki cukup uang jadi ketagihan. Sekali mencoba, orang terus ingin menggunakannya. Karena dengan jet pribadi orang tidak harus berdiri di antrean panjang pemeriksaan keamanan atau pengambilan koper. Selama beberapa dekade, jet pribadi mejadi simbol status tertinggi para superkaya. Sekarang situasinya mulai berubah. Pasar jet pribadi makin luas.

Sejak awal pandemi, lebih banyak penumpang yang tertarik menyewa jet khusus, besar atau kecil, demi kenyamanan dan keamanan dari virus corona. Dengan jet pribadi, orang tidak perlu berbagi tempat dengan penumpang atau pelancong lain, dan bisa pergi ke banyak tempat lain yang tidak dicapai oleh penerbangan komersial.

Ketika banyak negara menutup perbatasannya untuk penerbangan komersial karena khawatir varian corona, jet pribadi hampir selalu akan diizinkan masuk. Karena itu, bakal makin banyak miliarder yang bepergian dengan menyewa atau membeli jet pribadi.

Baca juga: Jet Pribadi dari Israel untuk Pertama Kalinya Mendarat di Arab Saudi

Lonjakan penyewaan jet pribadi

Yang bertambah secara signifikan sebenarnya bukan pemilik jet pribadi, melainkan mereka yang ingin menyewa. Perusahaan terbesar penyewaan jet pribadi, NetJets, sekarang memiliki armada beragam dengan lebih 760 pesawat untuk kapasitas enam hingga 14 penumpang. Net Jets saat ini menjadi operator pesawat terbesar di dunia.

Perusahaan itu menawarkan berbagai program berlangganan prabayar, yang menjamin jumlah jam terbang tertentu, atau ada juga opsi untuk membeli jet secara patungan. Program yang paling laku adalah penyewaan untuk satu kali terbang atau model leasing.

Tahun ini, jam terbang jet pribadi diperkirakan naik hampir 50 persen dibanding 2020, menurut Global Business Aviation Outlook terbaru yang baru saja dirilis bulan Oktober lalu oleh Honeywell Aerospace.

Baca juga: Kena Covid-19 di Negara Ini, Turis Dapat Fasilitas Penerbangan Jet Pribadi Gratis

Pasar jet pribadi dalam persaingan ketat

Sekitar 90 persen operator jet bisnis melaporkan bahwa rencana pembelian mereka tidak terkena dampak negatif dari pandemi yang sedang berlangsung saat ini. Hampir tidak ada pembatalan pesanan yang terjadi. Analis industri penerbangan JETNET iQ memperkirakan, angka penjualan akan melonjak dalam waktu dekat.

Seperti di masa lalu, pasar Amerika Utara yang memainkan peran besar dalam industri ini. Honeywell memperkirakan bahwa sekitar 63 persen dari permintaan seluruh dunia untuk jet bisnis datang dari operator di Amerika Utara selama lima tahun ke depan. Eropa diperkirakan hanya mencapai 16 persen, dan kawasan Asia Pasifik sekitar 12 persen.

Tapi persaingan bisnis di sektor ini makin ketat, terbukti dengan banyaknya operator jet bisnis yang juga membeli pesawat bekas. Karena produsen pesawat tidak mampu memenuhi permintaan terhadap jet pribadi secepat itu. Karena permintaan tinggi, harga pesawat naik sementara suplai pesawat baru makin tersendat.

Sementara perusahaan penerbangan komersial masih berjuang menghadapi pandemi yang menghantam bisnisnya, operator jet pribadi merencakan memperluas armadanya sampai 28 persen dengan jet bekas selama lima tahun ke depan. Secara keseluruhan, 65 persen pelaku bisnis penyewaan jet berharap untuk mengoperasikan jet bisnis mereka lebih banyak di tahun mendatang.

Baca juga: Cara Ekspatriat Kabur dari Tsunami Covid-19 India: Carter Jet Pribadi ke UEA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com