KOMPAS.com - Charles Darwin dikenal sebagai naturalis yang menancapkan jejaknya di bidang ilmu pengetahuan lewat teorinya tentang evolusi manusia.
Peletak dasar teori evolusi ini lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, dari satu keluarga kaya tahun 1809.
Kakek dari ayahnya, Erasmus Darwin, adalah salah seorang intelektual terkemuka Inggris pada abad ke-18.
Baca juga: Terbit 24 November 1859, Ini Fakta Buku Kontroversial Charles Darwin
Seperti pernah diulas Kompas.com (2009), semula Darwin ingin belajar kedokteran dan masuk ke Universitas Edinburgh, tapi kemudian minatnya beralih ke teologi dan belajar di Cambridge.
Sosok dan pandangannya berubah setelah ia mengikuti ekspedisi ilmiah selama 5 tahun dengan kapal HMS Beagle yang meninggalkan Inggris tahun 1831.
Saat itu, sebagian besar orang Eropa masih berpikiran bahwa dunia diciptakan Tuhan dalam tujuh hari.
Dilansir Historic Figures BBC, dalam perjalanan, Darwin membaca buku Prinsip-prinsip Geologi karya Charles Lyell.
Buku itu menyebut bahwa fosil yang ditemukan di bebatuan sebenarnya adalah binatang yang hidup ribuan, bahkan jutaan, tahun silam.
Argumen Lyell diperkuat Darwin melalui berbagai kehidupan satwa dan fitur geologi yang ia lihat sepanjang perjalanan.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Charles Darwin Terbitkan Teori Asal-usul Spesies
Darwin mendapatkan pencerahan besar setelah mengunjungi Kepulauan Galapagos, sekitar 800 kilometer sebelah barat Amerika Selatan.
Ia mengamati bahwa setiap pulau mendukung berkembangnya burung kutilang yang khas di pulau itu.
Burung-burung dari berbagai pulau di sana tampak mirip, tapi juga berbeda dalam banyak hal.
Dari sanalah pemikiran awal Darwin tentang teori evolusi bermula.
Baca juga: 2 Buku Teori Evolusi Charles Darwin Hilang dari Perpustakaan Cambridge
Sekembalinya ke Inggris pada 1836, Darwin berusaha memecahkan teka-teki bagaimana spesies berevolusi.
Dengan berbekal pemikiran Malthus, Darwin mengusulkan teori evolusi yang terjadi dengan proses seleksi alam.