Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyongsong Kota Kembar Magelang–Tula (Mantul), Dubes RI Moskwa Beri Kuliah Umum

Kompas.com - 19/11/2021, 18:12 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Guna mendorong proses pengembangan kerja sama Kota Kembar Magelang-Tula yang disingkat Mantul, Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Jose Tavares, memberikan Kuliah Umum.

Tema yang diangkat adalah “Hubungan Indonesia–Rusia: Menyongsong Kerja Sama Kota Kembar Magelang–Tula” secara daring pada 16 November 2021 bekerja sama dengan Pemerintah Kota Magelang dan Universitas Tidar Magelang.

Kuliah Umum dibuka dengan sambutan Wali Kota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz dan Rektor Universitas Tidar, Prof Dr Mukh Arifin.

Baca juga: Perluas Jaringan Bisnis Indonesia, KBRI Moskwa Bidik Pasar Belarus

Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz memberikan sambutan membuka Kuliah Umum.KBRI MOSKWA Wali Kota Magelang dr Muchamad Nur Aziz memberikan sambutan membuka Kuliah Umum.
Wali Kota Magelang dalam sambutannya mengapresiasi rencana pembentukan Kota Kembar Magelang – Tula (Mantul) yang digagas Dubes Tavares, dan berharap KBRI Moskwa dapat terus memfasilitasi terwujudnya kerja sama kedua kota tersebut.

“Dengan kerja sama Kota Kembar 'Mantul' diharapkan kota Magelang dapat mewujudkan visi sebagai kota yang maju, sehat dan bahagia” ujar Wali Kota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz.

Senada dengan visi wali kota, Rektor Universitas Tidar menyampaikan harapan agar kerja sama internasional akan membuat Universitas Tidar menjadi universitas unggul dalam bidang kewirausahaan berbasis sumberdaya dan kearifan lokal.

“Rintisan kerja sama Kota Kembar 'Mantul' ini sangat strategis dalam rangka membuka peluang generasi muda menjalin kerja sama dengan negara lain,” pungkas Rektor Universitas Tidar, Prof Dr Mukh Arifin.

Dalam Kuliah Umum, Dubes Tavares menyampaikan hal-hal berkaitan dengan pilar kerja sama yang akan dikembangkan melalui rencana Kota Kembar 'Mantul' yaitu: pendidikan (education), perdagangan dan UMKM (trade and MSME's), pemuda dan kebudayaan (youth and culture), pariwisata (tourism), dan kota pintar (smart city).

Selain itu, Dubes Tavares juga menjelaskan tentang situasi Rusia terkini, hubungan bilateral Indonesia-Rusia, prospek perdagangan Indonesia-Rusia, dan prospek kerja sama Magelang-Tula serta Universitas Tidar-Universitas Tula.

"Pemahaman masyarakat Indonesia mengenai Rusia kiranya perlu ditingkatkan. Terdapat banyak potensi kerja sama perdagangan, investasi, pariwisata, pendidikan dan teknologi yang sangat tinggi untuk digarap."

"Masih jarang sekali dijumpai barang Indonesia di pasar maupun supermarket Rusia," ungkap Dubes Tavares saat membuka Kuliah Umum.

Baca juga: Promosikan Indonesia, KBRI Beijing Putar Film Kartini di China

Dubes Tavares lebih lanjut menjelaskan bahwa semenjak bubarnya Uni Soviet tahun 1991, Rusia bukan lagi negara komunis. Di bidang ekonomi, Rusia menduduki peringkat 11 ekonomi dunia dengan GDP 1,7 triliun USD atau per kapita USD 11,240. Rusia juga merupakan kekuatan militer global.

"Dalam perdagangan, KBRI Moskwa meneliti terdapat 21 jenis produk potensial yang dapat dijual di Rusia mulai dari pakaian, alas kaki, peralatan rumah tangga, sampai dengan barang-barang elektronik."

"Dari segi komoditi, kelapa sawit, teh, kopi, karet, coklat, buah tropis, produk perikanan, dan farmasi adalah jalan masuk bagi produk Indonesia ke pasar Rusia," tambah Dubes Tavares.

Selain itu, wisatawan Rusia juga tidak sedikit yang berkunjung ke Indonesia. Pada tahun 2019, kunjungan wisman Rusia ke Indonesia mencapai 158.943 orang dengan rata-rata menghabiskan USD 2.000 dengan jangka waktu kunjungan selama 2 minggu di tujuan wisata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com