MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin memeringatkan Presiden Belarus Alexander Lukashenko, karena dia mengancam bakal memblokir gas ke Uni Eropa.
Dalam wawancara di televisi, Putin mengatakan dia memaklumi jika Lukashenko melontarkan ancaman itu dalam keadaan marah.
Tetapi, dia mewanti-wanti jika ancaman itu jadi diterapkan, maka dia menganggap Belarus sudah melanggar perjanjian dengan Rusia.
Baca juga: Putin: Negara Barat Harus Bertanggung Jawab atas Krisis Migran di Perbatasan Belarus-Polandia
Sebelumnya, Lukashenko mengancam akan memotong pasokan gas alam ke Eropa jika negaranya sampai mendapat sanksi.
"Kami menghangatkan Eropa, dan mereka mengancam kami," koar Lukashenko, yang disebut-sebut diktator terakhir "Benua Biru" tersebut.
"Bagaimana jika kami memotong gas alam mereka? Jadi saya ingin memeringatkan para pemimpin berkepala kosong untuk berpikir dahulu," ancamnya.
Kremlin melalui juru bicara Dmitry Peskov merespons dengan menerangkan Minsk tidak berkonsultasi dahulu dengan mereka.
Dikutip Reuters, Peskov menegaskan "Negeri Beruang Merah" tidak ingin ada gangguan dalam pasokan gasnya.
"Saya ingin mengingatkan lagi pernyataan Presiden Putin bahwa kami selalu memenuhi kewajiban kontrak kami," kata Peskov.
Baca juga: Krisis Migran di Perbatasan Polandia-Belarus, 4.000 Orang Akan Telantar Lebih Lama
Dilansir BBC, Alexander Lukashenko terancam mendapat sanksi buntut masuknya ribuan migran ke perbatasan dengan Polandia.
Uni Eropa menuding Belarus mencoba mengacaukan stabilitas kawasan dengan menggiring ribuan migran ilegal tersebut.
Pada Sabtu (13/11/2021), otoritas Polandia menuding tetangganya memotong kawat pembatas sehingga imigran itu bisa melintas.
Terjebak di antara pasukan perbatasan membuat para migran yang mayoritas berasal dari Timur Tengah itu kedinginan.
Baca juga: Buntut Krisis Migran Belarus-Polandia, Turki Batasi Penerbangan ke Minsk
Warsawa menghitung setidaknya ada delapan pengungsi yang tewas di wilayah mereka. Belum yang dihitung di wilayah Belarus.
"Ini terlalu dingin, kami tidak punya tempat untuk sekadar duduk di sini," kata salah satu pengungsi kepada jurnalis BBC, Steve Rosenberg.
Polandia sendiri dituduh berusaha memukul mundur gelombang migran itu kembali ke Belarus, melanggar aturan internasional mengenai pencari suaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.