Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Pentagon Waspadai Kebangkitan ISIS-K 12 Bulan Lagi

Kompas.com - 27/10/2021, 13:04 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pejabat tinggi Pentagon mewaspadai kelompok teror afiliasi ISIS di Afghanistan atau yang dikenal ISIS-K, dapat menyerang Amerika dalam setahun ke depan.

Jenderal Mark Milley, Ketua Badan Staf Gabungan menilai bahwa ada kebangkitan terorisme internasional yang berasal dari kawasan Afghanistan dalam waktu 12 hingga 36 bulan.

Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat Jack Reed di parlemen meminta Wakil Sekretaris Pentagon Colin Kahl untuk mengambil sikap atas penilaian Jenderal Mark Milley.

Baca juga: Anggota ISIS-K Pelaku Bom Bunuh Diri Bandara Kabul Ternyata Dibebaskan Taliban

"Saya pikir penilaian itu tergantung kelompok teror mana yang kita bicarakan," kata Kohl di parlemen, seperti yang dilansir dari New York Post pada Selasa (26/10/2021).

"Saya pikir penilaian komunitas intelijen baru-baru ini adalah ISIS-K dan Al-Qaeda yang telah berniat untuk melakukan operasi eksternal, termasuk melawan AS, tetapi saat ini keduanya belum memiliki kemampuan untuk melakukannya,” jelas Kahl.

Pejabat Pentagon itu mengatakan bahwa antara 6 sampai 12 bulan ke depan bisa berbeda cerita.

Ia menyadari ada kemungkinan ISIS-K dan Al-Qaeda sudah meningkatkan kemampuan mereka untuk melakukan serangan ke luar negeri, seperti AS.

"Kita bisa melihat ISIS-K menghasilkan kemampuan itu dalam waktu antara 6 atau 12 bulan,” ucap Kahl.

Sementara untuk Al-Qaeda, Wakil Sekretaris Pentagon tersebut meyebutkan bahwa kemampuan mereka untuk melakukan serangan ke luar negeri akan sedikit lebih lama.

Baca juga: Taliban Tangkap Pemimpin ISIS-K Setelah Ledakan Bom di Masjid Kabul

“Saya pikir penilaian saat ini oleh komunitas intelijen adalah bahwa Al-Qaeda akan membutuhkan 1 atau 2 tahun untuk menyusun kembali kemampuan itu," ungkapnya.

"Kita harus tetap waspada terhadap kemungkinan itu,” lanjutnya.

Direktur Staf Gabungan Operasi Letnan Jenderal James Mingus, mengatakan kepada Reed bahwa ia memiliki penilaian yang sama dengan Mark Milley tentang ancaman teror internasional dari kelompok teror yang berbasis di Afghanistan.

Pada 26 Agustus, ISIS-K berada di balik bom bunuh diri di luar bandara internasional Kabul, yang menewaskan 13 anggota militer AS dan 169 warga, yang terjadi selama evakuasi militer Amerika yang gagal di Afghanistan.

Awal September, para pejabat AS mengungkapkan bahwa pelaku serangan bom bunuh diri di luar bandara Kabul telah dibebaskan dari penjara Afghanistan oleh Taliban, yang mengabil alih kekuasaan negara.

Sebuah laporan pada Juni oleh Tim Pemantau Dukungan dan Sanksi Analitis PBB menunjukkan bahwa ISIS-K memiliki kekuatan inti yang kuat, yaitu sekitar 1.500 hingga 2.200 milisi yang berbasis di daerah kecil di provinsi Kunar dan Nangarhar, di timur Kabul, Afghanistan.

Dalam beberapa pekan terakhir, ISIS-K telah mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan bom di masjid, menargetkan kelompok minoritas Afghanistan, Muslim Syiah.

Baca juga: Mantan Pemimpin ISIS-K Dieksekusi oleh Taliban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com