Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Pengambilalihan Newcastle United oleh Konsorsium Arab Saudi dan Timbulkan Kontroversi?

Kompas.com - 10/10/2021, 04:23 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

LONDON, KOMPAS.com - Pembelian klub sepak bola Liga Primer Inggris, Newcastle United, oleh konsorsium Arab Saudi senilai 305 juta poundsterling (Rp 5,9 triliun lebih) telah disetujui.

Namun kesepakatan itu menimbulkan kontroversi besar, karena Arab Saudi dituduh berusaha mengalihkan perhatian dari catatan buruk hak asasi manusia di negerinya.

Sejumlah kritikus, di antaranya Amnesty International, menuduh negara kerajaan itu berupaya mengalihkan isu tersebut dengan cara melibatkan diri dalam dunia sepak bola papan atas yang glamor.

Baca juga: Siapa dan Berapa Kekayaan PIF, Pembeli dan Pemilik Baru Newcastle United

Melansir BBC Indonesia pada Jumat (8/10/2021), mereka menganggap Arab Saudi menerapkan suatu strategi yang disebut sebagai pembersihan diri lewat olahraga.

Sebelumnya, Liga Primer mengatakan telah mendapat jaminan yang mengikat secara hukum bahwa Kerajaan Arab Saudi tidak akan mengendalikan Newcastle United.

Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi, yang akan menyediakan 80 persen dana sesuai kesepakatan, dipandang terpisah dari otoritas tertinggi negara itu.

Kesepakatan itu dianggap sepenuhnya terlepas dari kehadiran Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, walaupun dia terdaftar sebagai ketua PIF.

Bagaimanapun, keputusan ini dirayakan suporter klub Newcastle United dengan berkumpul di luar stadion St James Park, kandang Newcastle United, pada Kamis (07/10/2021).

Persetujuan itu sekaligus mengakhiri 14 tahun masa jabatan Mike Ashley sebagai pemilik Newcastle United.

PIF yang memiliki aset sebesar 250 miliar poundsterling (Rp 4,8 triliun) menjadikan Newcastle United sebagai salah satu klub terkaya di dunia.

Amanda Staveley, yang memimpin konsorsium, mengatakan pemilik baru membuat "investasi jangka panjang" guna memastikan Newcastle United "secara teratur dapat bersaing untuk meraih berbagai kejuaraan bergengsi".

Di turnamen tingkat lokal, Newcastle United terakhir meraih prestasi juara di Piala FA pada 1955.

Baca juga: PM Inggris Bantah Bantu Putra Mahkota Arab Saudi Ambil Alih Newcastle United

Bagaimana proses pengambilalihan Newcastle United terjadi?

Tidak ada yang menyangka proses pengambilalihan klub Newcastle United akan selesai pada pekan ini.

Siapapun lebih berharap kesepakatan itu terjadi pada Januari 2022, ketika penyelesaian sengketa arbitrase antara calon pemodal baru dengan pengelola Liga Primer tentang siapa pemilik Newcastle United, dijadwalkan.

Salah-satu yang menjadi kendalanya adalah isu pelanggaran hak asasi manusia yang dikaitkan dengan otoritas tertinggi negara itu.

Dengan demikian, yang perlu dilakukan konsorsium adalah membuktikan bahwa Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi terpisah sepenuhnya dari negara.

Hal ini agaknya sulit direalisasikan karena Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga terdaftar sebagai ketua PIF.

Namun dengan adanya jaminan hukum yang diberikan, persoalan itu dapat diatasi.

Konsorsium juga dapat memberikan contoh nyata bagaimana PIF sudah berinvestasi di sejumlah perusahaan, termasuk tim F1 McLaren, tanpa adanya kontrol negara.

Baca juga: 12 Pemain Bola Klub Norwegia Pesta Seks di Stadion, 1 Dipecat, 10 Dapat SP

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com