Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Taliban ke Negeri Ronaldo, Tim Sepak Bola Putri Afghanistan Akhirnya Berlatih Lagi

Kompas.com - 02/10/2021, 11:27 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

LISABON, KOMPAS.com - Anggota tim sepak bola putri Afghanistan kembali berlatih lagi setelah mendapat suaka di Negeri Ronaldo, Portugal.

Mereka dan keluarganya terpaksa melarikan diri dari Afghanistan setelah pengambilalihan Taliban, dan mencari perlindungan negara itu.

Baca juga: Tim Sepak Bola Putri Afghanistan Melarikan Diri dengan Burka Lintasi Perbatasan ke Pakistan

Kelegaan karena menemukan tempat yang aman terlihat di wajah tim sepak bola putri Afghanistan, setelah tiba pada 19 September.

Mereka juga mengungkapkan kegembiraan karena bisa kembali mengejar cita-citanya, di negara yang anak bangsanya adalah seorang pesepakbola paling terkenal di dunia saat ini.

"Saya tidak percaya. Saya sangat senang saya bisa bermain sepak bola lagi," kata Omul Banin Ramzi kepada AFP setelah sesi latihan pertama mereka dalam enam bulan di pinggiran kota Lisabon.

"Saya senang di Portugal karena Cristiano Ronaldo berasal dari sini," tambahnya dengan senyum lebar saat ayahnya memandang dengan bangga.

Menurutnya, situasi di Afghanistan sangat buruk.

Baca juga: Taliban Larang Wanita Terjun ke Olahraga, Alasannya Wajah dan Tubuhnya Terbuka

Ramzi, yang mengenakan jersey merah dengan balutan bandana hitam di kepalanya, menambahkan juga ingin bertemu dengan peraih lima kali Ballon D'Or, superstar Manchester United.

Dia dan rekan satu timnya ditempatkan sementara di hotel-hotel di pinggiran kota Lisabon, setelah akhirnya melarikan diri dari Afghanistan menyusul beberapa upaya evakuasi yang gagal sejak pertengahan Agustus.

Keselamatan mereka datang berkat "operasi bersama antara otoritas Amerika dan Portugal," kata pemerintah Portugal.

Ramzi dan rekan satu timnya bertekad pergi, karena Taliban menentang perempuan Afghanistan memainkan peran penting dalam kehidupan publik.

Sejak Taliban kembali berkuasa pada 15 Agustus, menurut mereka perempuan Afghanistan dapat bermain sepak bola, tetapi hanya dalam kondisi yang ketat. Mereka dilarang bermain di depan umum.

Baca juga: Berkat “Operation Soccer Balls”, Tim Sepak Bola Putri Afghanistan Dapat Suaka di Portugal

Anggota tim sepak bola putri nasional Afghanistan melakukan peregangan selama sesi pelatihan di lapangan sepak bola di Odivelas, di luar Lisbon, Kamis, 30 September 2021. AP PHOTO/ANA BRIGIDA Anggota tim sepak bola putri nasional Afghanistan melakukan peregangan selama sesi pelatihan di lapangan sepak bola di Odivelas, di luar Lisbon, Kamis, 30 September 2021.

Banyak yang harus dilakukan

Anggota pasukan senior tim sepak bola putri Afghanistan banyak di antaranya terbang ke Australia pada akhir Agustus. Mereka mendapat ancaman dari kelompok militan dan yang lainnya dipukuli oleh Taliban.

Para militan melarang perempuan Afghanistan dari kegiatan olahraga atau bahkan pergi ke pertandingan, ketika terakhir memerintah Afghanistan dari 1996 hingga invasi pimpinan AS 2001, karena serangan 11 September 2001 yang dilakukan Al-Qaeda.

Sejak tim putri Afghanistan pertama mulai muncul sekitar 15 tahun yang lalu, sepak bola telah berkembang pesat di negara itu.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com