Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Mata-mata, 9 Pria Ini Dieksekusi Mati di Yaman di Hadapan Publik

Kompas.com - 22/09/2021, 18:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

SANAA, KOMPAS.com - Sembilan orang pria dieksekusi mati di depan publik Yaman, setelah mereka dituding sebagai mata-mata.

Dunia, di antaranya Uni Eropa, mengecam praktik eksekusi brutal yang dilakukan di Lapangan Tahrir, ibu kota Sanaa.

Sembilan orang itu merupakan bagian dari 60 orang yang dituduh melakukan pembunuhan terhadap Saleh al-Samad, pejabat senior Houthi, pada April 2018.

Baca juga: Arab Saudi Salahkan Houthi Atas Serangan 3 Rudal Balistik

Mereka didakwa menjadi mata-mata koalisi yang dipimpin Arab Saudi, yang memerangi pemberontak Houthi sejak 2015.

Ratusan orang, kebanyakan anggota pemberontak beserta pendukungnya, melihat eksekusi mati tersebut, dilansir The Sun Selasa (21/9/2021).

Sembilan orang itu mengenakan pakaian tahanan berwarna biru langit, dengan tangan mereka diikat di belakang.

Penjaga bertopeng kemudian membawa mereka ke area eksekusi, dan memaksa mereka berbaring dengan perut di bawah.

Para terpidana itu ditembak mati di bagian belakang. Petugas lalu menutupi jenazah mereka dengan kain putih.

Salah satu terduga mata-mata nampaknya takut menunggu gilirannya ditembak, sehingga penjaga mengikatnya dengan erat.

Baca juga: Arab Saudi Cegat 3 Rudal Balistik Houthi dari Yaman

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan, eksekusi itu tidak menunjukkan bentuk persidangan yang adil.

Sementara Kedutaan Besar Inggris di Yaman juga ikut mengecam, menyatakan eksekusi Houthi merupakan bentuk penghinaan sidang.

Mereka yang ditembak mati oleh regu tembak termssuk remaja 17 tahun, yang ditangkap beberapa bulan pasca-kematian Samad.

Mereka ditahan selama berbulan-bulan di lokasi rahasia. Abdel-Majeed Sabra, pengacara yang mendampingi terdakwa berujar, kliennya jadi korban penyiksaan tak manusiawi.

Baca juga: Arab Saudi Hancurkan 3 Drone Kiriman Pemberontak Houthi di Yaman

Yaman jatuh ke dalam perang saudara sejak 2014, ketika pemberontak menguasai daerah utara termasuk ibu kota Sanaa.

Serangan Houthi menyebabkan pemerintahan Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui internasional terpaksa mengungsi.

Koalisi yang dipimpin Arab Saudi memutuskan terjun ke daerah tetangganya setahun kemudian guna mengembalikan Hadi ke tampuk kekuasaan.

Konflik tersebut membunuh 130.000 orang, dan menyebabkan salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Baca juga: Pemberontak Houthi Rebut 2 Distrik di Yaman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Sun
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com