KOMPAS.com - Pada tahun 1834, Lembaga Pemasyarakatan Ohio dibuka untuk pertama kalinya.
Ini adalah sebuah bangunan cokelat tua yang tenang di tanah seluas 22 hektar.
Bangunan krem ini berada tepat di sebelah jantung Kota Columbus.
Baca juga: Banjir Kritik untuk Pemerintah atas Kebakaran Lapas Tangerang, Pola Pemidanaan dan HAM Jadi Sorotan
Penulis Zoe Miller dalam situs Columbus Navigator menyebut, selama beberapa dekade, para pesakitan menemukan jalan mereka di balik jeruji besinya.
Seluruh bangunan dan setiap tahanan yang pernah melewati gerbangnya tampak dikutuk dengan masa lalu yang bermasalah dan kotor.
Pada tahun 1849 epidemi kolera sempat menyapu penjara, menewaskan 121 narapidana.
Penjara juga pernah menjadi tuan rumah beberapa kerusuhan, termasuk pada Halloween tahun 1931 dan Agustus 1968.
Pada 1950-an, seorang ahli virus bernama Chester Southam, bahkan menyuntikkan sel kanker HeLa hidup ke beberapa narapidana demi melihat apakah mereka dapat mengembangkan respon kekebalan terhadap kanker.
Baca juga: Kapasitas Lapas dan Rutan di Riau 4.000, tapi Isinya 13.000 Penghuni
Tapi, terlepas dari seluruh tragedi di penjara yang mengerikan, ada satu hal yang berbeda dari yang lain.
Masih menurut tulisan Miller, pada tanggal 21 April 1930, ketika kru konstruksi sedang membangun perluasan salah satu bangunannya, kebakaran terjadi di perancah.
Kobaran api dengan cepat meliputi kompleks. 800 narapidana yang terkunci di sel mereka. Jeritan putus asa dari paru-paru yang dipenuhi asap, bergema di koridor.
Tetapi penderitaan mereka tak dihiraukan. Para penjaga menolak membebaskan mereka.
Sebaliknya, penjaga seolah mengutuk mereka untuk mati, menimbang hidup mereka sebagai suatu ketidaklayakan.
Tak belas kasihan dasar di sini.
Baca juga: 7 Napi Korban Kebakaran Lapas Tangerang Dirawat di RSUD Tangerang, 5 di Antaranya Kritis
Tapi, beberapa dari segelintir orang yang berhasil melarikan diri dari sel, mengalahkan seorang penjaga, mencuri kuncinya, dan berlari kembali ke dalam api.
Mereka membuka sel sebanyak yang mereka bisa dan saat mereka berjalan, narapidana lain membantu membawa yang terluka, berusaha memadamkan api dan menyelamatkan sebanyak mungkin.
Baca juga: Sejumlah Fakta Bertambahnya Korban Jiwa akibat Kebakaran di Lapas Tangerang
Ini adalah sebuah drama penyelamatan, dari napi untuk napi. Saat kekacauan berlangsung dan kemanusiaan ikut terlalap ganasnya api, saat itulah dibutuhkan kepedulian.
Para napi terus berusaha dengan tekad bulat, melakukan penyelamatan. Meski tahu bahwa mereka berisiko menghadap ajalnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.