Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Langgar HAM, Kim Jong Un Dipanggil Pengadilan Jepang

Kompas.com - 08/09/2021, 16:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Guardian

TOKYO, KOMPAS.com - Pengadilan Jepang dilaporkan memanggil Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un atas tuduhan melakukan pelanggaran HAM.

Kim harus menghadapi tuntutan warga etnis Korea di "Negeri Sakura", yang mengaku hak asasinya dilanggar dalam program permukiman.

Pemimpin Korea Utara sejak 2011 itu jelas tidak akan menghadiri sidang yang dijadwalkan digelar pada 14 Oktober mendatang.

Baca juga: Kim Jong Un Kurus, Ini Berbagai Rumor tentang Kesehatannya...

Namun berdasarkan pengacara korban Kenji Fukuda, pemanggilan pengadilan untuk menegaskan bahwa pemimpin asing pun tidak diberikan kekebalan kedaulatan.

Fukuda menerangkan, lima kliennya meminta Kim Jong Un membaya ganti rugi 100 juta yen (Rp 12,9 miliar) per orang.

Warga etnis Korea di Jepang memutuskan pindah ke Korea Utara bertahun-tahun silam setelah dijanjikan kehidupan yang lebih baik di sana.

Dilansir AP via The Guardian Selasa (7/9/2021), mereka mengaku mengalami diskriminasi di "Negeri Sakura".

Salah satunya adalah Eiko Kawasaki, perempuan 79 tahun kelahiran Jepang yang pindah ke Utara saat dia berusia 17 tahun.

Saat itu, negara penganut ideologi Juche tersebut membuka program repatriasi masif karena kekurangan pekerja di 1960-an.

Baca juga: Ekonomi Korut Babak Belur, Kim Jong Un Desak Upaya Penanganan Bencana dan Pandemi

Pengumuman itu disambut hangat oleh Tokyo, yang sejak awal menganggap etnis Korea sebagai warga luar. Bahkan mereka memfasilitasi transportasinya.

Kawasaki mengungkapkan, saat itu Pyongyang menjanjikan layanan kesehatan gratis, pendidikan, pekerjaan, dan keuntungan lainnya.

Tetapi selama 43 tahun, dia tidak mendapatkannya. Justru mereka dipaksa untuk melakukan pekerjaan kasar di pertambangan, hutan, atau ladang.

Puncaknya pada 2003, dia memutuskan membelot. Meninggalkan anak-anaknya yang tengah beranjak dewasa.

"Jika kami diberi tahu mengenai fakta sesungguhnya, jelas kami tidak akan berangkat," kata dia dalam konferensi pers.

Baca juga: Kembali Tampil di Hadapan Publik, Kim Jong Un Makin Kurus

Kawasaki dan empat pembelot lainnya mengajukan gugatan pada Agustus 2018 melawan Pyongyang di pengadilan distrik Tokyo.

Setelah tiga tahun prasidang, pengadilan akhirnya menerbitkan pemanggilan Kim Jong Un untuk hadir pada 14 Agustus.

Fukuda menerangkan, dia tahu suami Ri Sol Ju tersebut tidak akan hadir, atau pun kompensasi bakal dibayarkan Korea Utara.

Dia berharap, kasus ini akan menjadi preseden negosiasi dua negara di masa depan, jika ingin memulihkan hubungan diplomatik.

Baca juga: Dicari: Siapa Kandidat Pengganti Penguasa Korea Utara Kim Jong-un?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com