Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Warga Afghanistan Demo di Kabul Tuntut Kebebasan dan Tolak Campur Tangan Pakistan

Kompas.com - 08/09/2021, 11:32 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

KABUL, KOMPAS.com - Ratusan warga Afghanistan turun ke jalan ibu kota Kabul menuntut kebebasan, sehari setelah pemimpin perlawanan Ahmad Massoud menyerukan "pemberontakan" melawan pemerintahan Taliban.

Demo dimulai dari Selasa (7/9/2021) pagi waktu setempat hingga sore sebelum dibubarkan oleh pasukan Taliban dengan tembakan udara, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (7/9/2021).

Sementara, para jurnalis mengatakan bahwa mereka dilarang untuk meliput. TOLONews, saluran penyiaran swasta yang berbasis di Kabul, menggatakan satu kameraman mereka ditahan karena mereka demo yang berlangsung.

Baca juga: Masuk DPO AS Paling Dicari, Sirajuddin Haqqani Jadi Menteri Dalam Negeri Afghanistan Era Taliban

Sebuah sumber dari polisi lalu lintas di dekat pintu masuk Istana Kepresidenan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka melihat Taliban menghancurkan beberapa kamera, dan menangkap wartawan saat mereka mengikuti pengunjuk rasa menuju istana.

Shakib Ghori, salah satu pengunjuk rasa yang ikut pawai menuju Istana Presiden, mengatakan bahwa kerumunan ratusan hanya menyerukan "kebebasan".

Lalu, mengkritik "gangguan" dari negara tetangga Pakistan dalam urusan dalam negeri Afghanistan.

Ghori mengatakan pengunjuk rasa menuntut pemerintah yang inklusif dan hak-hak perempuan dihormati, tetapi tidak ada pertemuan mereka yang dimaksudkan untuk secara eksplisit anti-Taliban.

Baca juga: Sosok Mullah Hasan Akhund, Pemimpin Sementara Afghanistan Era Taliban

"Kami meminta hak kami. Sistem politik yang menghormati semua warga Afghanistan," ungkap Ghori.

Ia juga menekankan untuk, "Diakhirinya campur tangan Pakistan yang terus-menerus di Afghanistan, itu saja."

"Kami tidak mengatakan apa-aoa tentang Taliban, jadi mengapa mereka menembak?" tanya pria itu.

Ghori mengatakan dalam demo itu Taliban juga memukul orang-orang, yang di antaranya memukul dengan gagang senjata.

Dalam aksi unjuk rasa itu, setidaknya ada 2 orang yang terluka dan ia larikan ke rumah sakit terdekat.

Baca juga: PBB Siapkan Pengiriman Bantuan untuk Afghanistan Lewat Jalur Darat

Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa gerakan mereka akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang dengan semakin banyak pertemuan online juga dilakukan.

Aksi unjuk rasa mulai dilancarkan oleh warga Afghanistan pada Senin sore waktu setempat (6/9/2021) dengan ratusan orang di Kabul dan provinsi Daikondi berkumpul sambil meneriakkan slogan-slogan anti-Pakistan.

Protes terjadi setelah juru bicara kepala Taliban Zabihullah Mujahid memberi peringatan setiap tantangan pemerintahannya.

Saat itu, Taliban mengklaim telah merebut Lembah Panjshir, sehingga 34 provinsi sudah di bawah kendalinya.

"Tidak ada yang diizinkan untuk membuat kekacauan di sudut mana pun di negara ini," kata Mujahid pada konferensi pers di Kabul pada Senin (6/9/2021).

Baca juga: Tokoh Kunci Taliban dalam Kabinet Kerja Rezim Pemerintahan Baru Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB Tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB Tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Global
Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Global
2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

Global
Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Internasional
Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Global
Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Internasional
Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Global
Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Global
Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Global
[POPULER GLOBAL] AS Peringatkan Rusia soal Teror | Korban Jiwa di Gaza Terlalu Banyak

[POPULER GLOBAL] AS Peringatkan Rusia soal Teror | Korban Jiwa di Gaza Terlalu Banyak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com