LONDON, KOMPAS.com - Pejabat Inggris dan Taliban sedang dalam pembicaraan tentang bagaimana mengamankan "jalan aman" keluar dari Afghanistan bagi warga negara Inggris dan sekutu Afghanistan.
Mata-mata Inggris juga dilaporkan mengadakan diskusi dengan Taliban, untuk mencari jaminan bahwa Afghanistan tidak akan digunakan untuk melancarkan serangan teror.
Penerbangan terakhir dari Kabul mendarat di Inggris pada Minggu (29/8/2021), mengakhiri evakuasi militer terbesar dalam 80 tahun.
Sekitar 15.000 warga Afghanistan dan warga negara Inggris telah dibebaskan sejauh ini, tetapi ada kekhawatiran hingga 9000 orang yang berisiko mungkin masih tertinggal di sana.
Downing Street mengonfirmasi Simon Gass, perwakilan khusus Perdana Menteri Inggris untuk transisi Afghanistan, telah melakukan perjalanan ke Qatar dan bertemu dengan "perwakilan senior Taliban".
Pejabat Inggris diharapkan tiba dalam 48 jam ke depan, dan akan fokus membantu warga negara Inggris, penerjemah, dan warga Afghanistan lainnya yang dipekerjakan oleh Inggris.
Juga akan ada upaya untuk mengevakuasi orang-orang Afghanistan yang dinilai paling berisiko.
Seorang juru bicara pemerintah Inggris mengatakan Gass "telah melakukan perjalanan ke Doha dan bertemu dengan perwakilan senior Taliban".
Dia akan "menggarisbawahi pentingnya perjalanan yang aman dari Afghanistan bagi warga negara Inggris, dan orang-orang Afghanistan yang telah bekerja dengan kami selama 20 tahun terakhir," menurut juru bicara itu melansir The Sun pada Rabu (1/9/2021).
Baca juga: Biden Umumkan Berakhirnya Kiprah AS Selama 20 Tahun di Afghanistan
Sementara itu diskusi antara petugas MI6 diyakini telah terjadi dalam dua minggu terakhir di ibu kota Kabul dan Doha, Qatar, menyusul kemenangan kilat Taliban atas pemerintah.
Doha adalah tempat kepemimpinan Taliban bermarkas saat berada di pengasingan, setelah ditendang dari kekuasaan pada 2001, pasca serangan teror 9/11.
Seorang sumber mengatakan kepada Telegraph: "Itulah (teror 9/11) yang selalu paling kami khawatirkan. Itu adalah garis merah untuk berurusan dengan mereka, (soal) tanda-tanda perencanaan serangan."
Pembicaraan Inggris dilakukan setelah kepala Badan Intelijen Pusat AS bertemu dengan kepala Taliban Abdul Ghani Baradar.
Kepala MI6 Richard Moore juga terbang ke wilayah itu pada akhir pekan lalu, untuk melakukan pembicaraan mendesak dengan kepala tentara di Pakistan.
Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, rincian perjalanan oejabat itu diumumkan oleh pihak berwenang di Islamabad.
Baca juga: 87 Pensiunan Militer AS Desak Dua Orang Ini Mengundurkan Diri karena Bencana di Afghanistan