LEIPZIG, KOMPAS.com - Sayed Sadaat memutuskan berhenti menjadi menteri di Afghanistan karena muak melihat korupsi. Ia kemudian banting setir jadi kurir makanan, dan mengaku tidak malu menjalani profesi barunya itu.
Pekerjaan sebagai pengantar makanan dilakoni Sayed Sadaat (di beberapa media ditulis Syed Saadat) sejak pindah ke Jerman.
"Tidak perlu malu melakukannya. Kerja ya kerja. Kalau ada pekerjaan, maka ada permintaan. Seseorang harus melakukannya," kata Sayed Sadaat (50) dikutip dari AFP, Senin (30/8/2021).
Baca juga: Mantan Menteri Afghanistan Ini Kini Jadi Pengantar Pizza di Jerman
Selama hari kerjanya Syed Sadaat bekerja enam jam sehari mulai siang sampai pukul 22.00 di akhir pekan.
Dengan jaket oranye, sepeda kayuh, dan tas besar, Syed Sadaat tidak hanya mengantar makanan tapi juga barang-barang lainnya.
Riwayat pendidikan itulah yang membawanya jadi penasihat teknis Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi Afghanistan pada 2005-2013, lalu menjabat Menteri Menteri Komunikasi 2016-2018.
Selain di pemerintahan, Sayed Sadaat juga pernah menjadi CEO Ariana Telecom di London pada 2016-2017.
Selama 23 tahun berkarier, Sayed Sadaat telah bekerja di setidaknya 20 perusahaan di 13 negara, termasuk Arab Saudi.
Baca juga: Eks Menteri Afghanistan yang Jadi Kurir Pizza Bergelar Ganda S2 Oxford
Sayed Sadaat mundur sebagai menteri karena cekcok dengan Presiden Ashraf Ghani dan muak melihat korupsi di jajaran Pemerintahan Afghanistan.
Ia mengungkapkan, ketika mengemban jabatannya ada perbedaan antara lingkaran dalam presiden dengan dirinya.
Sayed Sadaat saat itu butuh uang negara untuk digunakan bagi kepentingan publik, tetapi pejabat lainnya tidak sependapat.
"Mereka menginginkan keuntungan pribadi. Saya tak bisa memenuhi keinginan mereka, jadi mereka mencoba menyingkirkan saya," kata Sayed Sadaat.
Setelah mengundurkan diri, Sayed Sadaat sempat bekerja sebagai konsultan telekomunikasi.
Namun, pada 2020 situasi keamanan di sana memburuk, lalu Sayed Sadaat mencari suaka di Jerman pada akhir 2020.