Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Bentukan Pemerintahan Sementara Taliban di Afghanistan, Seperti Apa Itu?

Kompas.com - 28/08/2021, 15:01 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

KABUL, KOMPAS.com - Taliban berencana membentuk pemerintahan sementara yang inklusif di Afghanistan setelah kelompok tersebut menggulingkan pemerintah yang didukung Barat pada awal Agustus ini.

Sumber Taliban mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pemerintahan sementara Afghanistan akan mencakup para pemimpin dari semua etnis dan latar belakang suku di negara itu.

Hampir puluhan nama sedang dipertimbangkan untuk menjadi bagian dari pemerintahan baru, kata beberapa sumber yang diloansie dari Al Jazeera pada Jumat (27/8/2021).

Durasi pemerintahan sementara tersebut tidak jelas saat ini.

Baca juga: AS Akui Serahkan Daftar Orang Afghanistan yang Membantu Mereka ke Taliban

Keragaman etnis Afghanistan telah menjadi pusat politik dan konflik, dengan tidak ada satu pun kelompok etnis yang menikmati mayoritas keputusan di negara yang berpenduduk 40 juta orang.

Pashtun adalah kelompok etnis terbesar di Afghanistan, membentuk lebih dari 42 persen dari populasi. Komunitas Muslim Sunni yang didominasi berbicara bahasa Pashto dan telah mendominasi politik Afghanistan sejak abad ke-18.

Sumber-sumber Taliban juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pemerintah sementara akan memiliki "amir-ul momineen" (panglima yang beriman) untuk memimpin Imarah Islam Afghanistan.

Mereka mengatakan dewan kepemimpinan tertinggi telah dibentuk untuk memutuskan bentuk pemerintahan masa depan dan menominasikan menteri.

Kementerian-kementerian utama yang dicalonkan termasuk kehakiman, keamanan dalam negeri, pertahanan, urusan luar negeri, keuangan, informasi, dan penugasan khusus untuk urusan Kabul.

Baca juga: AS Serang Balik ISIS-K, Luncurkan Drone dari Luar Afghanistan

Pendiri Taliban Mullah Baradar berada di ibu kota Kabul, ketika Mullah Mohammad Yaqoob, putra pendiri Taliban Mullah Omar, telah melakukan perjalanan dari Kandahar untuk konsultasi awal tentang pembentukan pemerintah, kata sumber tersebut.

Taliban disebutkan ingin membawa wajah-wajah baru dalam pemerintahan Afghanistan, termasuk putra-putra pemimpin suku Tajik dan Uzbekistan.

Mereka mengatakan Amerika Serikat telah bersikeras untuk membawa beberapa anggota dari pemerintah yang lebih tua, termasuk mantan Presiden Hamid Karzai, dan mantan Kepala Dewan Tinggi Afghanistan untuk Rekonsiliasi Nasional Abdullah Abdullah.

Detail tentang formasi pemerintahan sementara di Afghanistan datang ketika negara yang dilanda perang itu terguncang oleh serangan bom bunuh diri di luar bandara Kaabul pada Kamis malam waktu setempat (26/8/2021).

Serangan bom yang diklam dilakukan oleh ISIS-K, afiliasi ISIS di Afghanistan menewaskan sedikitnyaa 110 orang, termasuk 28 anggota Taliban dan 13 tentara AS.

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Kabul Semakin Menambah Kondisi Afghanistan dalam Kegilaan

Sumber Taliban lainnya mengatakan kepada Al Jazeera bahwa kelompok itu tetap berkomitmen pada perjanjian Doha 2020 yang ditandatangani dengan AS, termasuk tidak mengizinkan tanah Afghanistan digunakan untuk melancarkan serangan teror.

Mengenai hak-hak perempuan, sumber Taliban mengatakan perempuan akan diizinkan bekerja di berbagai badan pemerintah seperti yang mereka lakukan di pemerintahan sebelumnya, terutama di sektor kesehatan dan pendidikan.

Sumber itu mengatakan pengadilan khusus akan dibentuk di tingkat lokal untuk memerangi korupsi dan memberi contoh pejabat yang korup.

Sumber Taliban mengatakan upaya sedang dilakukan untuk menghilangkan barikade dan penghalang jalan yang "tidak perlu" di kota-kota, dan bahwa pasukannya di pos pemeriksaan telah diminta untuk bersikap "sopan dan hormat".

Sumber itu mengatakan pemerintah sementara Taliban merencanakan tarif tunggal yang akan berlaku untuk membawa barang masuk ke negara itu, dari titik masuk ke tujuan.

Baca juga: Kisah Gadis Berprestasi Afghanistan yang Khawatirkan Masa Depannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com