KABUL, KOMPAS.com - Partai Republik Amerika Serikat (AS) mendesak penyelidikan federal terhadap Ashraf Ghani, mantan presiden Afghanistan yang melarikan diri saat penyerbuan Taliban ke Kabul.
Anggota perwakilan Partai Republik James Comer dan Glenn Grothman mempertanyakan, apakah Ghani "menggelapkan" jutaan uang bantuan AS untuk keperluan pribadinya.
Comer dan Grothman pada Selasa (24/8/2021) menulis surat secara terpisah yang isinya hampir sama, meminta Kementerian Luar Negeri dan Kehakiman AS untuk menyelidiki Ghani yang melarikan diri dari Afghanistan pada awal Agustus.
Kedua anggota Partai Republik tersebut menulis bahwa Ghani "mungkin menggunakan sendiri uang bantuan AS untuk warga Afghanistan, setelah melarikan diri dari negara itu dengan sejumlah besar uang tunai dengan total lebih dari seratus juta dollar".
Baca juga: Taliban Perintahkan Semua Pekerja Wanita Afghanistan Tinggal di Rumah
"Jika benar, ini bukan jalan keluar yang bermartabat dari seorang kepala negara yang bijak, tetapi seorang pengecut dan penipu," tulis mereka dalam surat yang ditujukan kepada Jaksa Agung Merrick Garland dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, seperti yang dilansir dari New York Post pada Selasa (24/8/2021).
"Amerika Serikat harus melakukan segala hal untuk menyita uang yang diperoleh secara tidak sah, yang digelapkan secara korup oleh Presiden Ghani. Jika dia mengalihkan uang dari tujuan yang dimaksuskan, AS harus membawanya ke pengadilan," jelas mereka.
Ghani yang berusia 72 tahun meninggalkan ibu kota Afghanistan, Kabul, pada 15 Agustus, beberapa jam sebelum Taliban memasuki kota dan para milisinya menduduki istana presiden.
Seorang juru bicara kedutaan Rusia di Kabul awalnya mengklaim bahwa Ghani melarikan diri dengan 4 mobil berisi tas ransel penuh uang, dan rombongannya mencoba masukkan semuanya ke dalam helikopter yang membawanya ke pengasingan.
Baca juga: Surat Taliban Berisi Perintah Eksekusi Warga Afghanistan yang Dituduh Membantu AS
"Tidak cukup semua, dan beberapa uang ditinggalkan berceceran di atas aspal," ujar juru bicara Keduataan Rusia di Kabul, Nikita Ishchenko, seperti yang dikutip media pemerintah Rusia.
Beberapa hari kemudian, TOLO News Afghanistan melaporkan bahwa Duta Besar Afghanistan untuk Tajikistan telah meminta agar Ghani dan 2 rekannya ditangkap oleh Interpol.
Ia mengklaim bahwa mantan presiden itu telah melarikan diri dari Kabul dengan membawa 169 juta dollar AS (Rp 2,4 triliun).
Pada 18 Agustus, pemerintah Uni Emirat Arab, yang telah menawarkan Ghani perlindungan dengan “alasan kemanusiaan,” menyampaikan bahwa Ghani membantah telah membawa uang bersamanya dan menyebut klaim itu sebagai “kebohongan tak berdasar.”
Baca juga: Lembah Panjshir, antara Kartu As atau Bumerang Pejuang Afghanistan Melawan Taliban
“Saya terpaksa meninggalkan Afghanistan dengan satu set pakaian tradisional, rompi dan sandal yang saya kenakan,” tegas mantan presiden itu.
Ia juga menambahkan bahwa dia telah meninggalkan negaranya dalam upaya mencegah pertumpahan darah di Kabul.
Dalam surat Comer dan Grothman, mereka berpendapat bahwa Ghani telah “tindakan sembrono dan pengecut yang kemungkinan berkontribusi pada kecepatan Taliban mengambil alih negara, dan menggulingkan pemerintah Afghanistan".