NEW DELHI, KOMPAS.com - Regulator obat India telah mengizinkan vaksin DNA pertama di dunia untuk melawan Covid-19 yang dapat digunakan secara darurat.
Menurut sebuah studi sementara yang dikutip oleh pembuat vaksin Cadila Healthcare, disebutkan bahwa 3 dosis vaksin Covid-19 DNA bernama ZyCoV-D, dapat mencegah penyakit simtomatik 66 persen.
Melansir BBC pada Sabtu (21/8/2021), perusahaan Cadila Healthcare berencana membuat hingga 120 juta dosis vaksin kedua di dalam negeri setiap tahun.
Baca juga: Mengenal Calon PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob, Dituding Salah Urus Covid-19
Vaksin DNA sebelumnya telah bekerja dengan baik pada hewan, tetapi belum pernah digunakan pada manusia.
India sejauh ini telah memberikan lebih dari 570 juta dosis dari 3 vaksin Covid-19 yang disetujui sebelumnya, Covishield, Covaxin, dan Sputnik V.
Baca juga: Festival Seks Swedia Jadi Klaster Covid-19, 100 Orang Terinfeksi
Sekitar 13 persen orang dewasa telah divaksinasi Covid-19 lengkap, dan 47 persen telah menerima setidaknya satu suntikan sejak awal Januari.
Cadila Healthcare mengatakan telah melakukan uji klinis terbesar untuk vaksin Covid-19 DNA di India sejauh ini, yang melibatkan 28.000 sukarelawan di lebih dari 50 pusat daerah.
Baca juga: Afrika Barat Hadapi Ancaman 3 Wabah Virus Sekaligus: Covid-19, Ebola, dan Marburg
Ini juga pertama kalinya, perusahaan mengklaim, vaksin Covid-19 DNA telah diujikan kepada 1.000 orang muda di India, dalam kelompok usia 12-18.
Disebutkan bahwa suntikan vaksin DNA "aman dan ditoleransi dengan sangat baik" dalam kelompok usia ini.
Fase ketiga uji klinis kunci vaksin DNA dilakukan pada puncak gelombang kedua virus Covid-19 yang mematikan.
Baca juga: Karena Covid-19 Varian Delta, Lockdown Selandia Baru Diperpanjang
Pembuat vaksin DNA percaya ini menegaskan kembali "kemanjuran suntikan vaksin melawan strain mutan", terutama varian Delta yang sangat menular.
“Saya cukup senang dengan vaksin (DNA) karena menawarkan banyak potensi yang baik. Jika suntikan ini berhasil, masa depan vaksinasi menjadi lebih sederhana secara logistik,” kata Prof Shahid Jameel, seorang ahli virologi terkenal.
Baca juga: Pasangan Ini Ditembak Mati Setelah Dituduh Tulari Sebuah Keluarga dengan Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.