Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekacauan di Bandara Afghanistan: Suara Tembakan Picu Kepanikan, Warga Berebut Naik Pesawat

Kompas.com - 16/08/2021, 14:49 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Tembakan terdengar di Bandara Internasional Kabul pada Senin pagi (16/8/2021) ketika warga Afghanistan membanjiri landasan.

Beberapa orang berebut menaiki tangga yang penuh sesak ke sebuah pesawat, ketika mereka mati-matian berusaha melarikan diri dari negara itu.

New York Post mewartakan pada Senin (16/8/2021), kekacauan itu terjadi menyusul peristiwa yang mengkhawatirkan bagi Afghanistan dengan hari pertama pemerintahan Taliban di negara itu.

Baca juga: Kronologi Runtuhnya Pemerintah Afghanistan: Hengkangnya Pasukan AS hingga Jatuhnya Kabul ke Taliban

Penarikan pasukan AS yang berantakan, setelah 20 tahun konflik tanpa henti, menyebabkan pemerintah runtuh dalam beberapa hari, sementara Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kabur bersembunyi.

Kedutaan Besar AS di Kabul telah ditinggalkan dan Departemen Luar Negeri AS mengatakan Senin pagi (16/8/2021) bahwa semua staf kedutaan aman dan sedang dievakuasi.

“Kami dapat memastikan bahwa evakuasi semua personel kedutaan sekarang telah selesai dengan aman.” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam sebuah pernyataan.

Tapi menurutnya, semua personel kedutaan AS juga masih berada di lokasi Bandara Internasional Hamid Karzai, yang perimeternya diamankan oleh Militer AS.”

Sementara itu, warga Afghanistan menghadapi bahaya dan ketidakpastian ketika pemerintah berantakan, dan Taliban dengan cepat merebut kekuasaan.

Baca juga: Taliban Rebut Kabul, Inggris dan NATO Tak Berniat Kembali ke Afghanistan

Video yang diambil dari bandara menunjukkan banyak orang berusaha memanjat tangga dan mencoba mengakses jembatan jet pesawat yang penuh sesak.

"Ini, mungkin, salah satu gambar paling menyedihkan yang pernah saya lihat dari #Afghanistan," tulis jurnalis BBC Nicola Careem.

“Orang yang putus asa dan ditinggalkan. Tidak ada lembaga bantuan, tidak ada PBB, tidak ada pemerintah. Tidak ada apa-apa."

Sepotong rekaman lain menggambarkan kerumunan panik berlarian dengan suara tembakan meletus beberapa kali di latar belakangnya.

"Hari lain dimulai di Kabul, lautan orang bergegas ke terminal bandara Kabul," lapor Ahmer Khan, Jurnalis Afghanistan lainnya.

Baca juga: Pemerintahan Baru di Afghanistan Berisi Warga Non-Taliban

Departemen Luar Negeri AS mulai menerima pengungsi melalui program Visa Imigran Khusus Afghanistan, dan diperkirakan akan menerima ribuan lagi dalam beberapa hari mendatang.

Tetapi ribuan orang di Bandara Kabul pada Senin pagi (16/8/2021) telantar saat mereka menunggu bantuan dengan penuh semangat.

Afghanistan dilemparkan ke dalam kekacauan pada Minggu (15/8/2021) ketika pasukan Taliban merebut ibukota menyusul penarikan pasukan AS untuk pertama kalinya sejak 2001.

Mantan presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan negara itu pada hari sebelumnya, membuka pintu lebar bagi pasukan Taliban untuk mengambil alih istana kepresidenan dan kantor-kantor pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com