BEIJING, KOMPAS.com - Seorang warga Kanada yang membantu menghubungkan Kim Jong Un dengan Dennis Rodman divonis penjara 11 tahun di China.
Michael Spavor harus mendekam lebih dari satu dekade setelah didakwa melakukan kegiatan mata-mata di "Negeri Panda".
Spavor merupakan segelintir warga negara Barat yang bisa menembus Kim, sejak dia menjadi Pemimpin Korea Utara pada 2011.
Baca juga: Bukti Dianggap Cukup, Warga Kanada Ini Tak Bisa Lolos dari Hukuman Mati di China
Dia dikenal karena mengatur kunjungan Rodman, mantan pemain NBA, ke Korea Utara dan bertemu langsung dengan Kim.
Dari yang awalnya ekshibisi basket di 2013, Kim dan Dennis Rodman berkawan. Bahkan Rodman menyanyikan lagu ulang tahun kepada sang pemimpin tertinggi.
Michael Spavor menjadi sorotan setelah dia duduk di samping Kim Jong Un, saling menawarkan cerutu serta koktail.
Selama bertahun-tahun, Spavor yang kini berusia 40-an itu tinggal di Dandong, kota China yang berbatasan dengan Korea Utara.
Dia mengelola Paektu Cultural Exchange, dan dideskripsikan sebagai organisasi internasional non-pemerintah.
Spavor mengeklaim lembaganya fokus memfasilitasi pertukaran olahraga, kebudayaan, hingga bisnis dengan Pyongyang.
Baca juga: Kontrasnya Tempat Penahanan Petinggi Huawei dengan Warga Kanada di China
Dia sendiri bertugas mengenalkan lini bisnis internasional kepada Korea Utara, yang menderita karena sanksi dunia.
Kali terakhir perusahaannya mengunggah sesuatu adalah pada 2018, atau momen ketika Spavor ditangkap aparat "Negeri Panda".
Kepada AFP, Spavor sebelum ditangkap mengatakan sempat ada investor yang tertarik dengan negara penganut ideologi Juche tersebut.
Si investor disebut berniat melakukan riset pasar dan bertatap muka dengan pejabat Korea Utara, jika sanksi dicabut.
Dilansir Rabu (11/8/2021), dia mengeklaim proyek tersukses adalah ketika difasilitasi mitra bisnis dengan pemerintah Korea Utara.
Baca juga: China Kembali Jatuhkan Hukuman Mati kepada Warga Kanada
Berasal dari Calgary, Spavor tertarik dengan negara eksklusif tersebut ketika tinggal di Seoul, Kora Selatan, pada 1990-an.
Dia kemudian mencoba tinggal di Pyongyang pada 2005, sembari bekerja bagi sebuah organisasi nirlaba Kanada.
Dia dilaporkan sudah fasih berbahasa Korea dengan aksen Utara, dan terlihat menyambut awak media seusai divonis 11 tahun penjara.
"Terima kasih untuk dukungan kalian selama ini. Saya masih bersemangat. Yang saya inginkan adalah pulang," kata Spavor.
Baca juga: Coba Menipu Perusahaan Rp 4 Triliun, Warga Kanada Ditahan di Makau
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.