KOMPAS.com - Berbagai kisah atlet dari ajang Olimpiade Tokyo 2020 masih menjadi topik hangat mesti kompetisi olahraga terbesar dunia itu telah rampung digelar pekan lalu.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah kisah dari Riley Day. Atlet Olimpiade dari Australia ini dikabarkan harus bekerja di supermarket karena tak punya sponsor.
Ada momen menyentuh dari alter jepang yang akhirnya berhasil memenuhi janji kepada almarhumah ibunya, untuk dapat memboyong medali emas dalam kompetisi itu.
Berikut kami rangkum berita terpopuler dari kanal Global Kompas.com edisi Senin (9/8/2021) hingga Selasa (10/8/2021).
Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Jepang Sembunyikan Tunawisma demi Citra | Atlet Hancurkan Kasur Kardus
Atlet sprint asal Australia, Riley Day, tak memiliki sponsor sehingga dia bekerja di supermarket untuk mengumpulkan uang berangkat ke Olimpiade Tokyo 2020.
Ia bekerja di Woolworths, perusahaan supermarket Australia dengan banyak cabang.
Kisah Riley Day mencuat setelah sukses menembus semifinal sprint 200 meter putri, meski akhirnya gagal melaju ke final karena finis di urutan empat.
Baca selengkapnya kisah perjuangan atlet Australia ini di sini.
Baca juga: Atlet China Quan Hongchan Jadi Fenomena, Keluarga dan Tetangganya Dilecehkan
Momen menyentuh datang dari Olimpiade Tokyo, ketika seorang atlet karate tuan rumah Jepang meraih medali emas.
Karateka bernama Ryo Kiyuna itu membawa foto almarhumah ibunya di podium setelah menjadi juara dalam nomor pria.
Diwartakan World of Buzz Senin (9/8/2021), Kiyuna menang setelah di babak final dia mengandaskan wakil Spanyol Damian Quintero.
"Saya melalui banyak kesulitan dan tidak bisa melewatinya seorang diri. jadi saya mensyukurinya," kata atlet karate asal Okinawa itu.
Kiyuna yang menjadi juara tiga kejuaraan dunia itu menuturkan, sang ibu mendambakan dia bisa meraih emas di Olimpiade. Baca cerita selengkapnya di sini.
Baca juga: 5 Wasit Indonesia di Pentas Dunia, dari Olimpiade hingga Final Piala AFF
Pemerintah kota Wuhan di China pada Minggu (8/8/2021) mengumumkan, sudah selesai menguji lebih dari 11 juta warganya akibat lonjakan kasus Covid-19.
Tes belasan juta orang itu dimulai pada Selasa (3/8/2021), dan dalam lima hari sudah selesai mencakup semua warga, kecuali anak-anak di bawah usia 6 tahun dan siswa yang liburan musim panas.