Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Soal Keamanan, AS Mulai Desak Warganya Segera Pergi dari Afghanistan

Kompas.com - 09/08/2021, 08:13 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CBS News

KABUL, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) mendesak warganya di Afghanistan untuk segera meninggalkan negara itu, karena kemampuan kedutaan AS di Kabul untuk membantu mereka "sangat terbatas" karena mengingat keamanan dan pengurangan staf.

Peringatan yang dikeluarkan Kedutaan AS mengeluarkan itu mendorong orang Amerika terbang dengan penerbangan komersial, keluar dari negara yang makin bergejolak itu.

Baca juga: Hanya dalam Waktu 3 Hari, Taliban Sudah Kuasai 4 Ibu Kota Provinsi di Afghanistan

Dilansir sejak Sabtu (7/8/2021) peringatan itu bahkan mengatakan pemerintah “Negeri Paman Sam” dapat memberikan pinjaman repatriasi, bagi warga negara yang tidak mampu membeli tiket.

Peringatan itu muncul beberapa bulan setelah Departemen Luar Negeri AS memerintahkan pegawai pemerintah kedutaan AS di Kabul untuk pergi, jika mereka dapat bekerja di tempat lain. Anjuran juga disampaikan bersamaan dengan penyerangan kota-kota Afghanistan oleh gerilyawan Taliban.

Pada Jumat (6/8/2021), gerilyawan merebut Zaranj, ibu kota provinsi Nimroz Afghanistan. Pada Sabtu (7/8/2021), ibu kota provinsi lain telah jatuh ke kelompok itu.

"Kota Sheberghan telah jatuh ke tangan Taliban sepenuhnya," Babur Eshchi, kepala dewan provinsi Jowzjan, mengatakan kepada CBS News.

Mereka menguasai markas polisi kota dan gedung badan intelijen, serta sebagian besar gedung pemerintah, termasuk kantor gubernur, menurut Halima Sadaf Karimi, anggota parlemen dari provinsi Jowzjan.

“Hanya pangkalan militer di luar kota yang berada di bawah kendali tentara,” tambahnya.

Baca juga: Kekacauan Total di Afghanistan, Taliban Gempur Ibu Kota Provinsi Kunduz

Kepada CBS News, Karimi mengatakan berdasarkan informasi penduduk setempat Taliban sudah mulai mencari orang dari rumah ke rumah. Banyak warga sipil terluka dalam pertempuran sejauh ini. Tapi orang-orang tidak dapat membawa mereka yang terluka ke rumah sakit.

Taliban mengambil alih kekuasaan setelah kelompok itu menandatangani kesepakatan penarikan pasukan dengan AS pada 2020. Pemerintahan Biden berjanji untuk mundur dari Afghanistan pada akhir Agustus.

Ada laporan bahwa Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mungkin mengumumkan situasi militer, termasuk rencana untuk mengamankan kota Kabul.

Di provinsi Kunduz utara, di mana pertempuran sengit sedang berlangsung Sabtu (7/8/2021), sedikitnya 96 orang terluka, dan 11 tewas dalam 24 jam terakhir, menurut kepala rumah sakit provinsi, Ehsanullah Fazli.

Wanita, pria dan anak-anak termasuk di antara korban. Namun ambulans tidak dapat mengevakuasi orang yang terluka karena baku tembak yang intens di ibu kota.

Kedutaan Besar AS di Afghanistan mengutuk perebutan kota-kota oleh Taliban dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (7/8/2021).

Baca juga: Taliban Targetkan Para Pilot, Strategi Lumpuhkan Kekuatan Udara Afghanistan

"Kami mengutuk serangan baru Taliban yang kejam terhadap kota-kota Afghanistan. Ini termasuk penyitaan Zaranj, ibu kota provinsi Nimroz Afghanistan, serangan terhadap Sheberghan, ibu kota provinsi Jowzjan kemarin dan hari ini, dan upaya berkelanjutan untuk mengambil alih Lashkar Gah di Helmand, dan ibu kota provinsi di tempat lain," tulis pernyataan itu.

Tindakan Taliban juga dinilai memaksakan aturannya, dan itu tidak dapat diterima dan bertentangan dengan klaimnya untuk mendukung penyelesaian yang dinegosiasikan dalam proses perdamaian Doha.

AS dalam pernyataan itu juga menyerukan kepada Taliban untuk menyetujui gencatan senjata permanen dan komprehensif. Kelompok itu juga diminta terlibat penuh dalam negosiasi damai, untuk mengakhiri penderitaan rakyat Afghanistan.

“(Termasuk untuk) Membuka jalan bagi penyelesaian politik inklusif yang menguntungkan semua warga Afghanistan dan memastikan Afghanistan tidak lagi menjadi tempat yang aman bagi teroris," tegas pernyataan itu.

Kedutaan AS yang meminta warga Amerika untuk segera meninggalkan Afghanistan dipreidiksi akan semakin melemahkan moral warga Afghanistan yang sudah melemah.

Baca juga: Cegah Taliban Merajalela, AS Kerahkan Pesawat Pengebom B-52 ke Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CBS News
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com