BEIRUT, KOMPAS.com - Sebuah patung sosok kerangka raksasa yang terbuat dari puing-puing ledakan pelabuhan Beirut musim panas satu tahun lalu diresmikan di lokasi ledakan pada Senin (2/8/2021).
Namun, karya itu memunculkan kontroversi, ada dukungan dari beberapa orang tetapi itu memicu kemarahan di antara warga Lebanon lainnya yang percaya keadilan harus didahulukan sebelum peringatan dibuat.
Baca juga: Ledakan Bahan Kimia di Pelabuhan Beirut Diduga Terkait dengan Pengusaha Suriah
Karya seni yang dijuluki "The Gesture" ini adalah ciptaan arsitek Lebanon Nadim Karam. Dia adalah warga Beirut dan seniman yang mengatakan ingin memberikan penghormatan kepada keluarga para korban ledakan. Monumen peringatan itu didanai oleh sejumlah perusahaan swasta.
“Anda memiliki raksasa yang terbuat dari abu, bekas luka kota, dan bekas luka orang-orang yang belum sembuh,” kata Karam, seraya menambahkan dia berharap keluarga mereka yang kehilangan nyawa akan melihat pekerjaan itu secara positif.
Ledakan pelabuhan Beirut menyebabkan lebih dari 200 orang tewas, ribuan terluka, dan sebagian besar kota hancur.
Satu tahun kemudian, tidak ada pejabat tinggi yang dimintai pertanggungjawaban karena investigasi lokal terhenti.
Melansir Al Jazeera, beberapa kerabat korban menghadiri acara tersebut pada Senin (1/8/2021), dan mengatakan Karam berusaha untuk mengeklaim bagian dari kota untuk publik.
"Ketika Anda memiliki perusahaan independen yang mendukung proyek tersebut dan membangun proyek semacam itu selama tujuh atau delapan bulan ... pasti saya akan mendukung," kata Joseph Chartouni, 46 tahun, seorang arsitek yang kehilangan ibunya karena ledakan itu.
"Bagi saya fakta bahwa itu terbuat dari baja dari situs itu sudah menjadi pernyataan."
Tetapi yang lain marah pada proyek tersebut, mengatakan seharusnya tidak ada peringatan tanpa keadilan ditegakkan.
Baca juga: Pelabuhan Beirut Lebanon Masih Simpan 52 Kontainer Zat Asam Berbahaya
Kampanye media sosial yang mencela Karam dan menuduhnya bekerja sama dengan pemerintah, menyebar seminggu sebelum pembukaan.
Rawan Nassif, seorang pembuat film berusia 37 tahun, adalah salah satu dari banyak orang Lebanon yang tersinggung oleh struktur tersebut. Menurutnya, ledakan itu tidak boleh dianggap sebagai kenangan.
"Para pembunuh memiliki kekebalan hukum penuh dan kami sudah berpura-pura ada sesuatu di masa lalu, dan kami mencoba untuk melaluinya melalui seni," sindir Nassif.
“Saya merasa ini adalah TKP yang belum bisa dijamah, dan harus diselidiki, Anda tidak bisa datang dan melakukan suatu peristiwa dari TKP,” protesnya
Tapi Karam membela pekerjaannya.
"Semua niat kami positif dan kami tidak memiliki afiliasi dengan partai politik atau politisi mana pun," kata Karam.
Seniman itu juga menambahkan bahwa klaim tentang dia terkait dengan pejabat tinggi adalah salah.
"Patung itu mencerminkan Beirut dalam kesedihan dan bekas lukanya," pungkasnya.
Baca juga: Mantan PM Lebanon dan Sejumlah Menteri Didakwa atas Ledakan Beirut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.