Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meksiko Adakan Referendum untuk Selidiki Kejahatan Mantan Presiden Selama Menjabat

Kompas.com - 02/08/2021, 10:49 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

MEXICO CITY, KOMPAS.com - Orang-orang Meksiko mulai memberikan suara dalam sebuah referendum yang dipromosikan oleh Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, tentang apakah akan menyelidiki mantan presiden atas tuduhan korupsi, tapi para ahli mengkritik pemungutan suara itu sebagai aksi politik.

Lopez Obrador, yang dikenal luas sebagai AMLO, menganggap pemerintahan sebelumnya sebagai sangat korup, dan menjadikan pemberantasan praktik tersebut sebagai prioritas utamanya.

Baca juga: Rumah Raja Narkoba Meksiko El Chapo Akan Diundi

Tetapi para kritikus mengatakan Presiden Meksiko berharap untuk menggunakan konsultasi tersebut untuk memperkuat basisnya, dan bahwa tidak mungkin mengumpulkan cukup suara untuk menjadi sah.

Agar referendum itu bisa mengikat, diperlukan partisipasi 37,4 juta orang setara 40 persen dari daftar pemilih Meksiko.

Jajak pendapat dibuka pada pukul 8 pagi waktu setempat pada Minggu (1/8/2021), dan akan ditutup pada pukul 6 sore. Hasilnya diharapkan akan diketahui dalam dua atau tiga hari.

“Walaupun suara ‘setuju’ mungkin menang hingga 90 persen, akan sulit untuk mencapai jumlah pemilih bahkan 30 persen,” kata Roy Campos, direktur perusahaan jajak pendapat Mitofsky.

“Perundingan telah menjadi ideologis. Pendukung presiden adalah orang-orang yang ingin pergi memberikan suaranya, dan memilih setuju,” kata Campos kepada kantor berita Reuters.

Pandangan itu digaungkan juga oleh Jose Antonio Crespo, seorang analis politik di Pusat Penelitian dan Pelatihan Ekonomi Meksiko, yang menyebut referendum itu “benar-benar untuk menguji politik dan liputan media”.

Crespo juga menyoroti bahwa hasil dari pertanyaan pemungutan suara tidak diragukan.

"Pertanyaannya bukan apakah opsi 'setuju' akan menang, kita tahu bahwa 90 persen atau lebih akan memilih ya," kata Crespo melansir Al Jazeera.

“Pertanyaannya adalah, berapa banyak orang yang akan berpartisipasi untuk memilih? Banyak dari kita tidak ingin digunakan dalam manipulasi. Ini akan menjadi indikator berapa banyak orang yang masih mendukung Lopez Obrador, dan seberapa besar kapasitas yang dia miliki untuk memobilisasi orang.”

Baca juga: Dua Kartel Narkoba Meksiko Terlibat Perang, 18 Orang Tewas

Menurut survei baru-baru ini oleh surat kabar El Financiero, 77 persen responden mengatakan mereka akan mendukung proposal untuk menyelidiki mantan pemimpin. Tetapi hanya 31 persen orang yang mengatakan mereka akan memilih.

Rosario Gomez termasuk di antara mereka yang berencana memberikan suara di salah satu dari 57.000 kotak suara yang didirikan oleh lembaga pemilihan, dibandingkan dengan lebih dari 160.000 untuk pemilihan legislatif dan lokal pada Juni.

"Sudah waktunya pencuri ini membayar!" kata penjual pasar berusia 52 tahun itu.

Lopez Obrador menyalahkan mantan pemimpin Carlos Salinas, Ernesto Zedillo, Vicente Fox, Felipe Calderon dan Enrique Pena Nieto, yang pemerintahannya berlangsung dari 1988 hingga 2018.

Halaman:
Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com