Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Pemimpin Dunia: Paul Biya, Presiden Kamerun dari 1982

Kompas.com - 23/07/2021, 15:43 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber wikipedia

KOMPAS.com - Dilahirkan pada 13 Februari 1933 di desa kecil di Kamerun Selatan, Paul Biya, Presiden Kamerun, sejak kecil berada di lingkungan keluarga miskin.

Namun, dari lingkungan itulah kariernya sebagai presiden bermula. Saat berusia 7 tahun, seorang tutor yang ada di gereja Katolik mengatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan Biya sangat bagus.

Dia berpendapat bahwa Biya layak menjadi ketua. Sampai pada usia remaja, Biya mendapatkan beasiswa di sekolah paling bergengsi yang ada di Kamerun, Lycee General Leclerc in Yaounde.

Di sana, Biya selalu mendapatkan nilai tertinggi, yang mengantarkannya mendapatkan beasiswa di Institut d'Etudes Politiques de Paris dan lulus pada 1961.

Baca juga: Sudah Berusia 85 Tahun, Paul Biya Masih Ingin Berkuasa di Kamerun

Karier politik Biya dimulai saat dirinya berhasil memimpin Cameroon National Union (CNU) dan menjabat sebagai direktur kabinet Menteri Pendidikan Nasional pada 1964.

Satu tahun berikutnya, dia diangkat menjadi Sekretaris Departemen Pendidikan Nasional, yang akhirnya mengantarkannya menjadi direktur sipil Kabinet Presiden pada 1967.

Kariernya yang terus melonjak mengantarkannya menjadi Sekertaris Jenderal Presiden pada tahun 1968, dan menjadi Perdana Menteri di negara kesatuan Kamerun pada tahun 1975.

Pada tahun 1982, Presiden Ahmadou Ahidjo mengundurkan diri dari jabatannya. Secara otomatis Biya menggantikan posisinya sebagai presiden.

Selama masa kepemimpinannya, Biya banyak mendapatkan kritikan. Perekonomian Kamerun seketika anjlok. Hubungan bilateral dengan beberapa negara tetangga juga terganggu.

Baca juga: Indonesia Resmi Buka Kedutaan Besar di Kamerun

Minyak, kakao, kapas, kopi, dan kelapa sawit sebagai ekspor utama Kamerun mengalami penurunan yang drastis.

Penurunan drastis ini dialami Kamerun sembilan tahun berturut-turut. Tak hanya dalam bidang ekonomi, dalam bidang ketenagakerjaan, Biya banyak memberhentikan karyawan-karyawan dari berbagai pekerjaan.

Akhirnya pada 1988, Biya meminjam dana moneter internasional sebagai dana talangan bagi negaranya.

Hingga pada tahun 1996 pertumbuhan ekonomi Kamerun kembali tumbuh secara perlahan-lahan.

Dalam masa krisis tersebut, Kamerun dan Nigeria sempat berperang atas persengketaan minyak, namun sepuluh tahun kemudian, yakni pada 2006, Mahkamah Internasional menyatakan kemenangan atas hak kekuasaan minyak bagi Kamerun.

Baca juga: Wilayah Utara Kamerun Larang Perempuan Kenakan Hijab

Kamerun memang tercatat sebagai negara dengan angka melek huruf tertinggi di Afrika. Namun, tingkat korupsi di negara penghasil kakao ini masih tinggi.

Pada Oktober 2004, Biya memenangkan pemilihan umum dengan masa jabatan tujuh tahun.

Namun banyak pihak menyatakan adanya kecurangan di balik kemenangannya.

Sampai saat ini, dirinya masih menjadi Presiden Kamerun di usia 88 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber wikipedia
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com