Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Orang Tewas di Kereta Bawah Tanah China yang Terendam Banjir Setelah Hujan Deras

Kompas.com - 21/07/2021, 10:56 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Dua belas orang tewas di kereta bawah tanah kota Zhengzhou, China, setelah hujan deras membuat banjir setinggi dada orang dewasa di gerbong kereta.

Sejumlah tentara diterjunkan untuk memimpin penyelamatan di kota berpenduduk lebih dari 10 juta orang di provinsi Henan, yang dilanda hujan deras hingga terjadi banjir di jalan-jalan dan kereta bawah tanah.

Pejabat kota Zhengzhou mengunggah pesan di Weibo, "Serangkaian hujan badai yang langka dan deras menyebabkan banjir di metro Zhengzhou".

Baca juga: Kepergok Tertawa saat Kunjungi Lokasi Banjir, Kandidat Pengganti Kanselir Jerman Minta Maaf

Dalam unggahan itu ia juga mengatakan bahwa ada 12 orang yang tewas dan 5 orang terluka, saat ratusan orang diselamatkan dari kereta bawah tanah.

Gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan penumpang kereta bawah tanah berjuang melawan air yang naik dengan cepat di dalam gerbong kereta.

Media lokal melaporkan, tim penyelamat memotong atap gerbong kereta untuk dapat menarik keluar para penumpang ke tempat yang aman.

Gambar lain menunjukkan penyelamatan dramatis terhadap para perjalan kaki di Zhengzhou saat dihantam arus deras yang mengalir di jalan-jalan.

Baca juga: Mengenal Delta Works, Cara Belanda Mengatasi Banjir

Melansir AFP pada Rabu (21/7/2021), kerabat di luar kota Zhengzhou mengungkapkan di Weibo bahwa mereka berharap cemas adanya informasi kondisi terkini saat jaringan komunikasi ke kota terputus.

"Apakah lantai 2 dalam bahaya? Orangtua saya tinggal di sana, tetapi saya tidak dapat menghubungi mereka melalui telpon," tulis salah satu pengguna Weibo.

"Saya tidak tahu lebih banyak tentang situasi mereka. Saya di Tianjin dan orangtua saya di Zhengzhou," lanjutnya yang menggunakan nama Hou, ketika dihubungi oleh AFP.

"Saya sangat cemas," ucapnya.

Pihak berwenang China telah mengeluarkan peringatan keras untuk provinsi Henan karena banjir masih akan berlanjut melanda wilayah tersebut.

Baca juga: Lihat Dampak Banjir, Angela Merkel: “Untungnya Jerman Dapat Mengelola Ini secara Finansial”

Ketika skala bencana terus berlanjut pada Rabu (21/7/2021), tentaraa China memperingatkan bahwa bendungan yang rusak yang terletak sekitar 1 jam dari kota Zhengzhou "dapat runtuh kapan saja", setelah rusak parah akibat badai hebat.

Pada Selasa (20/7/2021) malam waktu setempat, unit regional Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah memperingatkan bahwa hujan deras yang tak henti-henti telah menyebabkan jebolnya bendungan Yihetan di Luoyang sepanjang 20 meter.

Bendungan itu disebut berisiko "dapat runtuh kapan saja", yang mengancam kota Luoyang yang berpenduduk sekitar 7 juta orang.

Halaman:
Sumber AFP

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com