Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan di Afrika Selatan Makin Parah, Kilang Minyak Sampai Ditutup

Kompas.com - 14/07/2021, 15:35 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

DURBAN, KOMPAS.com – Kilang minyak terbesar di Afrika Selatan, SAPREF, dinyatakan ditutup akibat kerusuhan dan penjarahan yang meluas di negara itu.

SAPREF merupakan peruahaan joint venture antara BP dan Shell dan terletak di Durban sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (14/7/2021).

Baca juga: Kerusuhan di Afrika Selatan Berujung Penjarahan, Terburuk dalam Beberapa Tahun

SAPREF memiliki kapasitas pengilangan 180.000 barel per hari dan menyumbang sekitar 35 persen dari kapasitas penyulingan Afrika Selatan.

Melansir Daily Maverick, kerusuhan dan penjarahan tersebut mulanya dipicu oleh aksi protes penahanan mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma.

“SAPREF terpaksa mengambil keputusan sulit untuk menutup kilang,” bunyi pernyataan perusahaan tersebut.

Baca juga: 72 Orang Tewas dalam Kerusuhan di Afrika Selatan Setelah Mantan Presiden Dipenjara

Perusahaan tersebut menambahkan, akibat kerusuhan dan penjarahan yang terjadi di Afrika Selatan, pihaknya juga mengumumkan force majeure.

Kerusuhan dan penjarahan tersebut juga mengganggu rute pasokan masuk serta keluar dari provinsi Kwazulu-Natal, rumah Zuma.

“Pemasok SAPREF mengomunikasikan penangguhan pengiriman ke kilang karena masalah keamanan bagi staf mereka dan kerusakan pada kendaraan mereka di jalanan,” imbuh SAPREF.

Baca juga: Afrika Selatan Tolak Klaim Berhubungan Seks 4-6 Jam Bisa Sembuhkan Covid-19


Sebelum SAPREF, kilang minyak Engen di Durban dan kilang minyak Chevron saat ini tidak beroperasi.

Setelah SAPREF mengumumkan penutupan, kini di Afrika Selatan hanya tersisa kilang minyak milik Natref yang dioperasikan oleh Sasol dan Total.

Penutupan kilang minyak tersebut memiliki konsekuensi yang besar bagi Afrika Selatan.

Pasalnya, ini akan mengganggu pasukan bahan bakar untuk transportasi yang pada akhirnya mengancam pasar secara keseluruhan.

Baca juga: Protes Menyebar di Afrika Selatan setelah Penangkapan Mantan Presiden Zuma

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com