Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Jumlah Orang Kekurangan Gizi di Dunia Naik Jadi Sekitar 768 Juta

Kompas.com - 13/07/2021, 08:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

KOMPAS.com - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan pada Senin (12/7/2021) bahwa dalam setahun ini tingkat kelaparan dan kekurangan gizi dunia memburuk, yang kemungkinan disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Laporan PBB berikut ini meliputi gabungan data dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Badan Pangan Dunia Program (WFP), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: PBB: Lonjakan Harga Pangan Picu Kenaikan 40 Persen Kelaparan Global

Jumlah orang kekurangan gizi di dunia naik menjadi sekitar 768 juta, setara dengan 10 persen populasi dunia dan meningkat sekitar 118 juta dibandingkan pada 2019, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Senin (12/7/2021).

"Sayang, pandemi terus mengembangkan kelemahan dalam sistem pangan kita, yang mengancam kehidupan dan mata pencaharian orang-orang seluruh dunia. Tidak ada wilayah dunia yang selamat," tulis kepala lima badan PBB di dalam Kata Pengantar 2021 dalam laporan itu yang memperingatkan tentang "titik kritis".

Baca juga: Badan Pangan PBB Peringatkan Korea Utara Bisa Alami Kelaparan yang Parah

Sementara, lebih dari setengah dari semua orang yang kekurangan gizi (418 juta) berada di Asia dan Afrika, lebih dari 2 kali lipat dari wilayah lain.

Lebih dari sepertiga populasi benua Asia dan Afrika, 282 juta diperkirakan kekurangan gizi, kata laporan itu.

Di antara para korban, tetap anak-anak menjadi pihak yang membayar harga tertinggi. Lebih dari 149 juta anak di bawah usia 5 tahun diperkirakan menderita pertumbuhan terhambat.

Baca juga: Kim Jong Un Bersihkan Puluhan Pejabat Korea Utara karena Krisis Pangan

Tujuan PBB

Laporan komprehensif tersebut mengatakan bahwa kelaparan menyebar di seluruh dunia bahkan sebelum pandemi Covid-19, dengan penyebab utama kerawanan pangan lainnya, yaitu konflik, resesi ekonomi, dan iklim ekstrem.

Pada edisi 2021 "Keadaan Ketahanan Pangan dan Gizi di Dunia” memperkirakan bahwa tujuan pembangunan berkelanjutan PBB untuk nol kasus kelaparan pada 2030 akan meleset dengan selisih hampir 660 juta orang.

Saskia D’Pear, kepala analisis sistem untuk nutrisi dengan Program Pangan Dunia, mengatakan bahwa akan lebih sulit dari sebelumnya mencari bantuan untuk menjangkau orang yang membutuhkan.

Baca juga: Korea Utara Terancam Kehabisan Pasokan Bahan Pangan 2 Bulan Lagi

"Kami bertujuan untuk memberikan bantuan pangan kepada 138 juta orang dan kami terus bekerja dengan pemerintah untuk meningkatkan kemampuan untuk membantu lebih banyak orang," ujar D’Pear.

"Kami menghadapi situasi yang terdapat konflik, penurunan ekonomi dari dampak Covid-19, dan perubahan iklim," lanjutnya.

Ia mengatakan pekerjaaan menjadi lebih berat dengan adanya pandemi Covid-19, sehingga sumber anggaran bantuan menurun.

“Ketakutan terburuk kami menjadi kenyataan. Membalikkan tingkat kelaparan kronis yang begitu tinggi akan memakan waktu bertahun-tahun bahkan puluhan tahun,” kata kepala ekonom WFP Arif Husain.

Baca juga: Krisis Pangan Korea Utara Menjalar ke Bahan Non-pokok, Harga Kopi Rp 1 Jutaan Sebungkus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com