Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Xi Peringatkan Negara yang Berani Bully China Akan Berdarah Terbentur “Tembok Besar Baja”

Kompas.com - 01/07/2021, 18:53 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

BEIJING, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping mengklaim bahwa hanya partai tersebut yang dapat memastikan stabilitas China yang berkelanjutan, dan segala upaya untuk memisahkannya dari negara itu akan gagal.

"Tanpa Partai Komunis, tidak akan ada China baru," kata Xi dalam sebuah acara memperingati 100 tahun Partai Komunis China, yang dilaporkan dihadiri 70.000 di Lapangan Tiananmen pada Kamis (1/72021).

Baca juga: 5 Misteri Partai Komunis China yang Selalu Dirahasiakan dari Publik

Xi menyampaikan pidato yang sangat nasionalis di mana ia memosisikan kebangkitan China sebagai "keniscayaan sejarah."

Dia bersumpah bahwa China tidak akan lagi "diganggu, ditindas atau ditaklukkan oleh negara-negara asing. Ini memicu reaksi tepuk tangan dan sorak-sorai yang gemuruh.

"Siapa pun yang berani mencoba (menindas), akan mendapati kepala mereka berdarah dibenturkan ke ‘tembok besar baja’ yang ditempa oleh lebih dari 1,4 miliar orang China," kata Xi dalam komentar yang tampaknya diperhalus dalam terjemahan bahasa Inggris oleh Beijing.

Pidato Xi menutup perayaan pagi di ibukota untuk menandai ulang tahun keseratus partainya. Lagu-lagu patriotik, pidato dari pejabat dikumandangkan, dan pertunjukan dari Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat.

Gejolak saat ini

Partai Komunis China didirikan secara rahasia di sebuah rumah bata kecil di bekas Konsesi Perancis Shanghai oleh sekitar selusin delegasi, pada Juli 1921.

Kebangkitan selanjutnya dan monopoli kekuasaan yang terus berlanjut telah membingungkan para pengkritiknya.

Partai tersebut membuktikan dirinya mahir berubah pada saat-saat penting, untuk memastikan kelangsungan pemerintahan satu partai yang otoriter.

Baca juga: Kenapa 92 Juta Orang Gabung Partai Komunis China? Ini Alasan Para Anggota

Di bawah pendiri dan mantan ketuanya, Mao Zedong, jutaan orang mati kelaparan selama periode kelaparan dan krisis politik yang berkepanjangan.

Saat ini, China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia, dengan beberapa perkiraan menunjukkan bahwa “Negeri Tirai Bambu” siap untuk menyalip Amerika Serikat (AS).

Namun, perayaan Kamis (1/7/2021) juga menandai dua tahun yang bergejolak untuk partai tanpa pemilihan ini, akibat adanya persepsi kesalahan atas penanganan awal wabah Covid-19 di Wuhan pada Desember 2019.

China pun menghadapi peningkatan kemarahan internasional atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, dan peningkatan penindasan atas protes besar-besaran pro-demokrasi di Hong Kong.

Banyak tantangan juga terbentang di depan, dari ekonomi yang melambat, populasi yang menua, dan tenaga kerja yang menyusut.

Negara-negara Barat yang demokratis juga semakin bersatu dan bertekad untuk melawan kebangkitan China.

Baca juga: Ulang Tahun ke-100 Partai Komunis China, Xi Jinping Janjikan Reunifikasi Taiwan

Pada kesempatan itu, Xi Jinping, yang bisa dibilang sebagai pemimpin paling kuat di negara itu sejak Mao, mengumumkan bahwa partai tersebut telah mencapai target satu abadnya, yaitu untuk menciptakan "masyarakat yang cukup makmur" di China.

"Kami sekarang bergerak maju dengan percaya diri menuju tujuan seratus tahun kedua membangun China menjadi negara sosialis modern yang hebat dalam segala hal," kata Xi melansir CNN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com