Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumbang Anggota Parlemen Republik, Produsen Mobil Ini Dicibir Netizen

Kompas.com - 29/06/2021, 15:13 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber The Hill

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Produsen mobil Toyota lakukan pembelaan atas sumbangannya pada anggota parlemen Partai Republik yang menentang sertifikasi hasil pemilihan presiden AS 2020.

Produsen mobil asal Jepang itu membuat pernyataan setelah Axios, melaporkan pada Minggu (27/6/2021), bahwa Toyota memimpin jumlah sumbangan yang diberikan pada penentang kemenangan Presiden AS Joe Biden.

Toyota diketahui sudah menyumbangkan 55 ribu dollar pada 37 anggota parlemen Republik yang keberatan mengesahkan hasil pemilu 2020, Januari lalu.

Jumlah ini setara dengan sekitar seperempat anggota parlemen yang menentang sertifikasi kemenangan Biden.

Baca juga: Trump Muncul Lagi Setelah Lengser Keprabon, Kembali Klaim Pemilu AS Curang

Toyota menyumbangkan uang hampir dua kali lebih banyak kepada lima kali lipat anggota Partai Republik dibanding perusahaan terkemuka lain, yakni Cubic Corporation, yang memberi hanya delapan sumbangan.

Ini didapat dari data pengawas berhaluan kiri Citizens for Responsibility and Ethics di Washington DC, yang dibagikan ke Axios.

Juru bicara Toyota pun angkat bicara dan lakukan pembelaan.

"Toyota mendukung kandidat berdasarkan posisi mereka pada isu-isu yang penting bagi industri otomotif dan perusahaan. Kami tidak menilai anggota Kongres hanya berdasarkan suara mereka pada sertifikasi pemilu," kata juru bicara Toyota, dilansir The Hill (28/6/2021).

Baca juga: Kawan Trump, Presiden Bolsonaro Yakini Ada Penipuan dalam Pemilu AS

"Berdasarkan tinjauan menyeluruh, kami juga memutuskan untuk tidak memberikan bantuan kepada beberapa anggota yang, melalui pernyataan dan tindakan mereka, merusak legitimasi pemilihan dan institusi kami," tambahnya.

Juru bicara itu tidak merinci pernyataan atau tindakan seperti apa yang dianggap telah melewati batas itu.

Pada Minggu malam, "Toyota" memang sempat menjadi trending di Twitter.

Beberapa pemilik Toyota bahkan bersumpah untuk berhenti melakukan pembelian dari perusahaan tersebut.

Seperti yang dicuitkan kandidat kongres Demokrat Qasim Rashid. Dirinya menyatakan sedang memutuskan membeli mobil, antara Toyota, Honda, atau Nissan.

Tapi, dirinya memutuskan tak membeli Toyota.

Sejumlah netizen juga beranggapan sama. Mereka ragu pada perusahaan mobil yang sudah "mendanai politisi yang mencoba menggulingkan demokrasi".

Baca juga: Mobil Toyota Supra Paul Walker di Fast and Furious Terjual Rp 7,9 Miliar

Hal senada juga diungkap produser film dan televisi AS, Melissa Jo Peltier.

Dirinya mengaku sedang melihat-lihat model Lexus untuk tahun 20202. Tapi, Melissa memutuskan tak membelinya sebelum Toyota, "membersihkan tindakannya".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Hill
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com