Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Cristiano Ronaldo Singkirkan Minuman Soda Buktikan Teori Butterfly Effect

Kompas.com - 18/06/2021, 14:46 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemain sekaligus kapten Timnas Portugal Cristiano Ronaldo memang sangat menomorsatukan kesehatan dan menjaga ketat fisiknya.

Di usia 36 tahun, fisik Ronaldo masih sangat jempolan. Masih bisa bermain prima di sejumlah laga, tak jauh berbeda dengan masa mudanya.

Ini tentu salah satunya didapat dari pola konsumsi sehari-hari. Winger berjuluk CR7 itu gemar makan-makanan bergizi, minum air putih secara teratur, dan menghindari gula berlebih.

Baca juga: Pesepak Bola dan Minuman Soda: Ronaldo Geser Botol, Messi Pernah Kecanduan, Ronaldinho Salah Minum

Tapi konsistensi Cristiano Ronaldo dalam menjaga badannya ternyata membuatnya menjadi pusat sorotan.

Saat konferensi pers jelang laga Euro 2021 antara Hongaria vs Portugal pada Senin (14/6/2021), pemain Juventus ini menyingkirkan dua botol minuman bersoda yang ada di hadapannya.

Di depan awak media, Ronaldo lantas memamerkan air mineral yang dibawanya. "Minumlah air putih!" kata Ronaldo, dilansir The Independent.

Baca juga: Beda dengan Ronaldo, Yarmolenko-Lukaku Bertingkah Lucu soal Coca-Cola

Ronaldo seolah ingin menyampaikan pesan bahwa konsumsi minuman bersoda tidak baik karena mengandung banyak gula--yang berbahaya untuk kesehatan.

Tapi gestur ini ternyata berdampak serius pada merek minuman bersoda itu, yakni Coca-Cola.

Harga sahamnya langsung anjlok sekitar 4 miliar dollar atau Rp 57 triliun. Jumlah yang bisa dibilang tak sedikit.

Baca juga: Sejarah Coca-Cola, Bermula dari Minuman Obat Racikan Apoteker

Meski Cola-Cola merespons tindakan ini dengan santai, tapi tindakan "sepele" sosok sekelas Ronaldo, ternyata punya dampak luar biasa.

Membuktikan bahwa teori "Butterlfy Effect", yang menyebut "perubahan kecil dapat menimbulkan konsekuensi besar" bisa juga benar adanya.

Seperti "kepakan sayap kupu-kupu di Brazil, yang mengakibatkan tornado di Texas."

Baca juga: Respons Coca-Cola soal Aksi Ronaldo: Setiap Orang Punya Selera Minuman Sendiri

Dikutip dari Scholarpedia, istilah "butterfly effect" bermula dari meteorolog bernama Edward N Lorenz (1917-2008).

Pada Desember 1972, Lorenz berpidato di The American Association for the Advancement of Science.

Lorenz, mengemukakan pertanyaan penting nan mencengangkan: Apakah kepak sayap kupu-kupu di Brazil mengakibatkan sebuah tornado di Texas?

Baca juga: Apa Itu Butterfly Effect?

Hal yang lantas ingin ditunjukkan Lorenz adalah, bahwa perilaku atmosfer yang tidak stabil, ternyata berhubungan dengan gangguan amplitudo kecil.

Ini seolah memberikan ilustrasi ideal, bahwa ada hal kecil yang bertentangan dengan hal besar, tapi bisa menimbulkan dampak serius. Tindakan kecil yang nyatanya dapat mengarah pada hasil yang tak disangka.

Dan inilah yang terjadi pada Ronaldo. Hanya menggeser minuman bersoda dan memamerkan air putih, tapi dampaknya sebabkan kerugian sampai miliaran dolar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com