KOMPAS.com - Dua cara paling umum untuk mendapat untung dari cryptocurrency adalah trading dan investasi.
Keduanya punya tujuan yang sama: Menjual kripto lebih dari harga awalnya. Perbedaan harga beli dan jual itulah keuntungannya.
Meskipun kedua strategi ini sama dalam tujuan, tapi sangat berbeda dalam cara dan pendekatan.
Baca juga: Waspada, Ini Ciri-ciri Entitas Kripto Bodong
Investasi bukan cara untuk menjadi kaya dalam semalam. Tujuan investasi bukan jangka pendek, melainkan jangka panjang.
Dalam kripto, jangka panjang yang dimaksud bisa berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Dalam investasi, investor biasanya membeli cryptocurrency dengan harapan nilainya akan meningkat seiring waktu.
Saat memutuskan untuk berinvestasi kripto, mereka tidak boleh ada rencana untuk membelanjakannya dalam waktu dekat.
Baca juga: Animo Masyarakat terhadap Aset Kripto Naik 50 Persen hingga Akhir Mei 2021
Investor harus secara bertahap membangun keuntungan dengan menahan aset untuk jangka waktu panjang.
Dalam dunia kripto, hal ini disebut "hodl"--bukan hold--yang punya arti "hold on for dear life."
Investor yang serius cenderung tidak terlalu memperhatikan berita tentang pasar setiap hari. Meskipun turun, kripto tak mungkin dijual--karena berpotensi meningkat seiring waktu.
Baca juga: Kembali Turun, Berikut Harga Bitcoin dkk Hari Ini
Legenda investasi Warren Buffett punya tips untuk investor pemula. "Ini bukan tentang kapan Anda membeli, ini tentang seberapa sering," ujarnya.
Konsep ini disebut Dollar Cost Averaging (DCA), yakni terus membeli secara berkala, tak peduli harga naik atau turun.
Rata-rata dari proses inilah yang bisa menghasilkan keuntungan berlipat. Kuncinya, sabar dan konsisten.
Baca juga: Warren Buffet Menjadi Miliarder yang Paling Dermawan Versi Forbes
Bagi sebagian besar orang, investasi dinilai sebagai metode yang minim risiko, tapi lambat dalam memperoleh keuntungan.
Di sinilah mengapa kebanyakan orang memilih trading--yang bisa menghasilkan untung lebih cepat namun risikonya juga tinggi.