Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Pengusaha Beha Pakistan, Sulitnya Jual Kutang Berkualitas

Kompas.com - 15/06/2021, 14:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Di Pakistan, ada banyak tempat yang pintu masuknya dijaga ketat oleh satpam. Salah satunya adalah toko pakaian dalam perempuan.

Sekitar 15 bulan lalu, Mark Moore dicegah masuk oleh dua pria saat memasuki sebuah toko dengan jendela berwarna di ibu kota Pakistan, Islamabad.

Kedua satpam itu bertanya, apa yang Moore pikirkan saat berupaya masuk ke toko pakaian dalam perempuan?

Namun, berkat siasat temannya, Moore diperbolehkan masuk. Temannya berbohong dengan mengatakan Moore adalah seorang diplomat yang sedang membeli pakaian dalam untuk istrinya.

Baca juga: PM Perancis Dapat Kiriman 200 Paket Pakaian Dalam Wanita karena Aturan Lockdown

Soal kenyamanan dan kesehatan

Tapi sebenarnya, Moore yang adalah pengusaha kelahiran Leicester Inggris, sedang melakukan riset pasar demi misinya. Dia ingin menghadirkan pakaian dalam yang terjangkau, nyaman dipakai, dan berkualitas buat perempuan di Pakistan.

Masalahnya adalah, satpam bukan satu-satunya penghambat bagi Moore.

Pada dasarnya, pria dan perempuan memiliki pandangan yang sangat berbeda perihal pakaian dalam.

Pria umumnya menginginkan pakaian dalam yang "seksi dan menarik", jelas Moore.

"Mereka berunding dan kemudian memutuskan (pakaian dalam) berenda, tembus pandang, dan lain-lain. Sedangkan perempuan menginginkan kenyamanan dan kualitas dari produk yang mereka gunakan."

Bagi kebanyakan perempuan di Pakistan menggunakan pakaian dalam yang nyaman dan enak digunakan hanyalah angan-angan belaka. Mereka umumnya tak mampu membeli barang impor yang mahal.

Kebanyakan pilihan yang terjangkau itu memiliki penjepit yang berkarat. Kawat di bagian bawah cup kutangnya tajam, sehingga bisa menusuk kulit penggunanya.

"Dalam 10 tahun terakhir, saya tak pernah menemukan ukuran atau bentuk bra yang saya inginkan," kata Hira Inam, 27 tahun, kepada BBC saat ditemui di pasar Anarkali di Lahore.

"Bahannya juga sering tidak bagus. Bikin gatal-gatal, dan jika saya berkeringat menyebabkan ruam-ruam, di bagian cup-nya, dan kainnya sangat tidak nyaman."

Para perempuan mengeluhkan mengenai kualitas bahan dari produk pakaian dalam di pasar lokal.BBC INDONESIA Para perempuan mengeluhkan mengenai kualitas bahan dari produk pakaian dalam di pasar lokal.

Ungkapan yang sama juga dikatakan perempuan lainnya di pasar tersebut.

"Saya tak punya banyak uang, waktu dan energi untuk menemukan kutang yang pas atau nyaman pada kulit saya," kata perempuan lainnya yang menolak disebutkan namanya.

"Tapi sejauh ini saya gagal. Kawat pada bagian cup-nya adalah bahan yang pertama rusak. Dan ini bisa membuat kerusakan pada kulit, jika seseorang tidak berhati-hati."

Jadi, permintaan pakaian dalam dengan kualitas tinggi dan harga terjangkau sebenarnya ada.

Namun, produk buatan Moore, yang diproduksi di kawasan pusat pabrik tekstil di Faisalabad, tidak kunjung laku keras.

Padahal produknya terinspirasi dari pengalamannya bekerja selama bertahun-tahun bagi produk bermerek Inggris seperti M&S dan Debenham.

Baca juga: Ketika Pakaian Dalam dan Rok Perempuan Jadi Senjata Melawan Militer Myanmar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ancaman Bom Picu Evakuasi Bandara Billund di Denmark, Polisi Tangkap Seorang Pria

Ancaman Bom Picu Evakuasi Bandara Billund di Denmark, Polisi Tangkap Seorang Pria

Global
Asosiasi Dokter Korea Selatan: Jika Pemerintah Tak Mengalah, Sistem Perawatan Kesehatan Bisa Runtuh

Asosiasi Dokter Korea Selatan: Jika Pemerintah Tak Mengalah, Sistem Perawatan Kesehatan Bisa Runtuh

Global
DPR AS Gelar Pemungutan Suara untuk Beri Persetujuan Bantuan ke Ukraina

DPR AS Gelar Pemungutan Suara untuk Beri Persetujuan Bantuan ke Ukraina

Global
Jerman Akan Kirim Fregat 'Hamburg' untuk Lindungi Kapal-kapal di Laut Merah

Jerman Akan Kirim Fregat "Hamburg" untuk Lindungi Kapal-kapal di Laut Merah

Global
Kapal Terbalik di India, 7 Orang Tewas

Kapal Terbalik di India, 7 Orang Tewas

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 34.049 Orang, Gencatan Senjata Dinantikan

Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 34.049 Orang, Gencatan Senjata Dinantikan

Global
Apa Sebenarnya Penyebab Ledakan Pangkalan Militer di Irak?

Apa Sebenarnya Penyebab Ledakan Pangkalan Militer di Irak?

Global
Warga Ini Sudah Masak Banyak dan Pasang Tenda untuk Halal Bihalal Lebaran, Ternyata Teman-temannya Ingkar Datang

Warga Ini Sudah Masak Banyak dan Pasang Tenda untuk Halal Bihalal Lebaran, Ternyata Teman-temannya Ingkar Datang

Global
Arab Saudi dan Beberapa Negara Menyesal Upaya Palestina Jadi Anggota PBB Gagal

Arab Saudi dan Beberapa Negara Menyesal Upaya Palestina Jadi Anggota PBB Gagal

Global
Dalam Sehari, 2 Calon Wali Kota di Meksiko Dilaporkan Tewas

Dalam Sehari, 2 Calon Wali Kota di Meksiko Dilaporkan Tewas

Global
Korea Utara Kembali Uji Coba Hulu Ledak Superbesar

Korea Utara Kembali Uji Coba Hulu Ledak Superbesar

Global
Perang di Sudan, PBB: 800 Ribu Warga Berada dalam Bahaya Ekstrem

Perang di Sudan, PBB: 800 Ribu Warga Berada dalam Bahaya Ekstrem

Global
Hari Ini, Pemimpin Hamas Adakan Pembicaraan dengan Turkiye

Hari Ini, Pemimpin Hamas Adakan Pembicaraan dengan Turkiye

Global
Rangkuman Hari ke-786 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Ukraina Gempur Belgorod | Zelensky Terus Desak NATO

Rangkuman Hari ke-786 Serangan Rusia ke Ukraina: Drone Ukraina Gempur Belgorod | Zelensky Terus Desak NATO

Global
Drone Ukraina Serang Belgorod, 2 Warga Sipil Tewas

Drone Ukraina Serang Belgorod, 2 Warga Sipil Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com