Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marko Arnautovic dan Arti Selebrasi "OK" yang Jadi Kontroversi

Kompas.com - 14/06/2021, 17:11 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

BUKARES, KOMPAS.com - Selebrasi Marko Arnautovic usai mencetak gol ke gawang Makedonia Utara di penyisihan Grup C Euro 2020, Senin (14/6/2021), menjadi kontroversi akibat gestur "OK" yang dia buat.

Jemari tangan pemain Shanghai Port membentuk simbol "OK" yang identik dengan supremasi kulit putih atau White Power.

Rekan setim Arnautovic di timnas Austria, David Alaba, langsung membungkam mulutnya saat itu juga yang sedang mengucap kata-kata diduga rasialis.

Baca juga: Austria Vs Makedonia Utara, Alaba Redam Gestur Kontroversial Arnautovic

Lalu apa arti gestur OK dan mengapa jadi kontroversi?

Anti-Defamation League atau Liga Anti-Pencemaran Nama Baik memasukkan gestur OK (ibu jari menyentuh telunjuk dan tiga jari lainnya mengarah ke atas) sebagai simbol kebencian.

Penetapan itu dilakukan pada 2017 setelah pengguna situs web bernama 4chan mengartikan gestur tersebut untuk mewakili huruf WP, singkatan dari White Power.

Kemudian NPR menerangkan, 4chan dan 8chan memasang gestur OK di beberapa meme serta gambar-gambar lain untuk menyuarakan kebencian. Gestur itu lalu diadopsi pendukung supremasi kulit putih.

Dalam hal selebrasi Arnautovic, selebrasi pemain berusia 32 tahun tersebut diduga terkait dengan isu anti-Albania.

Sentimen itu berawal dari Perang Kosovo 1998-1999. Konflik tersebut melibatkan etnik Albania yang melawan etnik Serbia serta Pemerintah Yugoslavia di Kosovo.

Encyclopaedia Britannica menjabarkan, NATO turun tangan untuk menyelesaikan konflik Kosovo setelah perundingan di Rambouillet, Perancis, pada Februari 1999 gagal.

Tanggal 24 Maret 1999 NATO memulai serangan udara dengan target militer Serbia.

Akibatnya, pasukan Yugoslavia dan Serbia menggusur ratusan ribu orang Albania di Kosovo, ke Albania, Makedonia (sekarang Makedonia Utara), dan Montenegro.

Baca juga: Mulai dari Timor Leste hingga Kosovo, Inilah 5 Negara Termuda di Dunia

Orang-orang Albania yang menjadi korban perang itu kemudian menjadi etnis terbesar kedua di Makedonia Utara.

Arnautovic sendiri meski lahir di Austria, memiliki darah Serbia dari ayahnya.

Dalam selebrasinya di Euro 2020 ia diduga melontarkan kata-kata rasialis kepada pemain Makedonia Utara dengan ras Albania, yakni Ezgjan Alioski atau Egzon Bejtulai.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com