Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Covid-19 Pertama dengan Infeksi Jamur Hitam di Meksiko Meninggal

Kompas.com - 10/06/2021, 14:16 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

MEXICO CITY, KOMPAS.com - Pria Meksiko, yang diduga sebagai kasus pertama pasien Covid-19 dengan infeksi jamur hitam (mucormycosis) di negara itu, telah dinyatakan meninggal dunia.

Surat kabar Spanyol edisi Meksiko El Pais melaporkan berita itu pada Selasa (8/6/2021), mengutip kerabat pasien yang disebut sebagai Gregorio Avendano Jimenez, 34 tahun.

Baca juga: Kasus Pertama Jamur Hitam Mematikan Ditemukan di Luar India

Mucormycosis menjadi terkenal dalam beberapa minggu terakhir, karena penyakit ini telah dilaporkan secara luas menginfeksi pasien Covid-19 India.

Ini adalah penyakit jamur langka yang disebabkan oleh sekelompok jamur yang disebut mucormycetes.

Pasien dapat tertular jika mereka menghirup spora jamur dari udara, meskipun itu juga dapat terjadi di kulit setelah beberapa jenis cedera kulit.

Mucormycosis lebih sering terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu atau rendah, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Newsweek melaporkan pada Rabu (9/6/2021), Avendano Jimenez meninggal di Pusat Medis Nasional La Raza di Mexico City. Padahal dia sudah menjalani operasi untuk mengangkat mata dan jaringan yang terkena infeksi dari hidung dan mulutnya.

Infeksi jamur yang Jimenez derita dimulai dengan gejala sakit kepala dan bintik kecil di mata kiri.

Kasus pertama penyakit ini kemudian secara resmi dilaporkan di Meksiko pekan lalu.

Baca juga: Baru Sembuh dari Covid-19, Pria Ini Meninggal karena Terinfeksi 3 Tipe Jamur

Pada 3 Juni, Hugo Lopez-Gatell, Wakil Menteri Pencegahan dan Promosi Kesehatan Meksiko, mengatakan dalam konferensi pers saat itu: "Jamur hitam atau mucormycosis adalah infeksi agresif dan oportunistik pada orang dengan imunosupresi parah."

"Biasanya memengaruhi orang-orang dengan kanker darah selama kemoterapi. Untungnya itu jarang terjadi," klaimnya.

Dia menambahkan Covid-19 "tidak serta merta meningkatkan risiko mucormycosis, tetapi penggunaan steroid yang berlebihan untuk pengobatan mungkin menjadi penyebab pasien dengan virus SARS-CoV-2 mengalami infeksi ini."

Berbagai laporan menunjukkan penggunaan steroid sebagai faktor pendorong potensial di balik kasus mucormycosis baru-baru ini. Pasalnya steroid dapat membantu memerangi Covid-19, tetapi juga menekan sistem kekebalan tubuh.

Namun, menurut surat kabar Inggris, Telegraph, yang mengunjungi rumah sakit di negara bagian Maharashtra di India dalam beberapa minggu terakhir, para dokter khawatir varian Delta (B.1.617) yang bermutasi di negara itu, mungkin berada di balik kasus tersebut.

Baca juga: Di India Ditemukan Pasien Terinfeksi Jamur Kuning Bersama dengan Jamur Hitam

Dr Shailesh Kothalkar, ahli bedah telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) terkemuka di Rumah Sakit Seven Star di Nagpur, mengatakan kepada surat kabar itu: "Kami membutuhkan penyelidikan lebih lanjut tentang ini, tetapi kami melihat ini terkait pandemi baru, sekitar 40 persen lebih pasien mengembangkan diabetes setelah Covid-19 selama gelombang kedua ini."

CDC menggambarkan mucormycosis sebagai "serius tetapi jarang" terjadi, dan menyatakan bahwa satu tinjauan kasus yang telah dipublikasikan menemukan tingkat kematian keseluruhan dari infeksi “jamur hitam” mencapai 54 persen.

BBC melaporkan ada sekitar 12.000 kasus jamur hitam kini sudah dilaporkan di India.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com