Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kicauan Presidennya Dihapus, Nigeria Langsung Larang Twitter Beroperasi

Kompas.com - 05/06/2021, 10:26 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

ABUJA, KOMPAS.com - Nigeria menyatakan bakal melarang Twitter beroperasi, setelah kicauan Presiden Muhammadu Buhari dihapus.

Meski begitu, mereka tidak menerangkan kapan pelarangan bakal berlaku, dengan pengumuman dirlis di situs microblogging itu.

Semua berawal saat Presiden Buhari menge-twit berisi ancaman bagi terduga milisi separatis di kawasan tenggara negara, Selasa (1/6/2021).

Baca juga: Kebebasan Berekspresi di India Dibatasi, Twitter Mengaku Prihatin

Isi twit itu seperti ini: "Banyak dari mereka yang berperilaku buruk hari ini terlalu muda untuk menyadari kehancuran dan hilangnya nyawa selama Perang Saudara Nigeria".

"Bagi kami yang sudah berada di lapangan selama 30 bulan, sudah melalui perang itu, akan memberikan perlakuan sesuai bahasa yang mereka ketahui."

Keesokan harinya (2/6/2021), Twitter menyatakan mereka menghapus kicauan Buhari karena dianggap bernada kekerasan.

Dilansir Sky News Jumat (4/6/2021), Abuja kemudian mengumumkan akan melarang operasional situs microblogging tersebut.

Menteri Informasi Lai Mohammed mengatakan, larangan itu diumumkan karena Twitter dipakai untuk merendahkan negara.

Dia menuturkan apa yang dilakukan Twitter di Nigeria mencurigakan, dan menuding platform itu mengabaikan twit yang berisi hujatan terhadap negara di masa lalu.

Baca juga: Polisi India Datangi Kantor Twitter Setelah Cuitan Politisi Dilabeli Media Manipulasi

Sejumlah netizen mengungkapkan, mereka masih bisa mengaksesnya pada Jumat. Sementara ada yang sudah menggunakan Jaringan Virtual Pribadi (VPN).

Warganet menyindir pemerintah yang menggunakan Twitter untuk mengumumkan larangan terhadap media sosial tersebut.

"Kalian menggunakan Twitter untuk menyatakan Twitter dilarang beroperasi? Apa kalian sudah gila?" sindir si netizen.

Baca juga: Twitter Kembali Buka Program Centang Biru, Begini Cara Mengajukannya

Lebih dari satu juta orang tewas saat negara di Afrika Barat tersebut mengalami perang saudara 1967 sampai 1970.

Perang sipil meletus ketika orang berkampanye supaya Negara Bagian Biafran, yang dihuni etnis Igbo, merdeka.

Namun Presiden Buhari, yang berasal dari etnis Fulani, merupakan pihak yang berlawanan dengan Suku Igbo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com