Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kiriman Dana Bitcoin ke Hamas Melonjak Pasca-Perang 11 Hari dengan Israel

Kompas.com - 03/06/2021, 18:56 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

GAZA, KOMPAS.com - Hamas menyatakan mencatat peningkatan kiriman dana berupa bitcoin, sejak bentrokan kekerasan dengan Israel pecah pada Mei.

Informasi itu disampaikan seorang pejabat senior kelompok militan Palestina di Jalur Gaza tersebut kepada Wall Street Journal (WSJ) pada Rabu (2/6/2021).

Baca juga: Israel Tangkap Pemimpin Hamas di Tepi Barat

Eskalasi konflik Israel-Hamas dimulai pada 7 Mei, ketika polisi Israel menyerbu situs suci Masjid al-Aqsa selama periode Ramadhan dan melukai lebih dari 200 orang.

Kelompok militan Palestina membalas dengan menembakkan roket ke Israel dari Gaza. Setelah itu Israel membalas dengan serangan udaranya sendiri ke Jalur Gaza.

Kedua belah pihak akhirnya menyetujui gencatan senjata pada 20 Mei, setelah perang 11 hari paling berdarah dalam tujuh tahun terjadi di wilayah itu.

Kacaunya situasi akibat perang menarik perhatian internasional secara luas pada konflik Israel-Hamas tersebut.

Tidak hanya itu, minat ke situs web yang dijalankan oleh sayap bersenjata kelompok itu, Brigade Izz ad-Din al-Qassam, dilaporkan juga mengalami lonjakan menurut WSJ.

Tingginya perhatian atas konflik itu diduga mendorong peningkatan donasi untuk memfasilitasi operasinya.

"Pasti ada lonjakan" dalam donasi bitcoin, pejabat Hamas mengatakan kepada WSJ.

"Sebagian dari uang itu digunakan untuk tujuan militer, untuk membela hak-hak dasar rakyat Palestina," klaimnya.

Baca juga: Pemimpin Hamas Akhirnya Akui Puluhan Militan Tewas dalam Perang 11 Hari dengan Israel

Menurut Business Insider, tidak jelas kapan Hamas mulai menerima sumbangan cryptocurrency.

Kelompok itu diyakini terpaksa berpaling dari sistem keuangan global dan mengandalkan jaringan kompleks lainnya untuk sumber dana Hamas.

Itu terjadi terutama setelah mereka mendapat label sebagai kelompok teroris, oleh Israel, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE) dan Inggris.

Menurut WSJ, kelompok itu secara khusus mendapat keuntungan dari anonimitas transaksi crypto.

Tahun lalu, Otoritas Federal AS menyita 1 juta dollar AS (Rp 14,3 miliar) dalam cryptocurrency yang terkait dengan sayap bersenjata kelompok itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com